Published On: Sel, Sep 8th, 2015

Warga Kampung Apung Menunggu, Kapan Makam Akan Dipindah?

Share This
Tags
Pemakaman Kampung Apung kotor dan kumuh (foto:johan)

Pemakaman Kampung Apung kotor dan kumuh (foto:johan)

JAKARTA,IJN.CO.IDD – Warga Kampung Apung RW.01 Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, mendesak Pemda DKI Jakarta untuk transparan dalam pemindahan makam di lokasi itu. ”Kami warga akan menolak jika bekas makam nantinya menjadi pabrik atau bangunan lain. Kecuali untuk sekolah SMAN atau SMEA Negeri ?” kata Juhri, satu tokoh warga  di RW.01 Kelurahan Kapuk, Minggu (6/9).

Warga dari 12 RT sudah menandatangani surat pernyataan  dan sudah dikirim ke Gubernur DKI Jakarta tanggal 03 Oktober 2012 bahkan surat itu sudah ditindak lanjuti Kepala Sudin Dikmen Jakarta Barat dan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Pertimbangan permohonan untuk pembangunan sekolah, menurut H. Juhri karena banyaknya anak-anak Kampung Apung (Kapuk Teko) yang putus sekolah  akibat jarak SMK dan SMA cukup jauh. Sementara SMA dan SMK terdekat terletak di Kelurahan Cengkareng Barat dan Cengkareng Timur. Jarak sekolah tersebut memang 10 Km  tapi waktu tempuhnya cukup lama karena lalu lintas macet.
Permohonan warga ini sudah disampaikan ketika Gubernur masih di jabat Djoko Widodo saat meninjau langsung ke Kampung Apung.  Gubernur waktu itu berjanji segera menuntaskan masalah banjir permanen Kampung Apung di RW 01 Kelurahan Kapuk. .”Tapi sampai Joko Widodo jadi Presiden RI belum nampak  janjinya,” keluh Juhri.  
 OKNUM PEJABAT DATANGI WARGA
Warga merasa khawatir jika makam  yang akan dipindah, lahannya tidak dibangun sekolah tapi menjadi pabrik atau pergudangan. ”Karena sejumlah oknum pejabat sudah mendatangi warga akan membeli tanahnya,” ucap Juhri.
Karena itu, kami minta keterbukaan Pemda DKI, jangan diam-diam membebaskan tanah untuk mencari keuntungan pribadi. “Kami rakyat kecil sudah menderita puluhan tahun akibat banjir permanent. Jangan ditambah lagi penderitaan ,”pinta Juhri.  
Perkampung di RW 01 Kelurahan Kapuk yang meliputi .416 KK ini luasnya sekitar  4 Ha, lokasi itu semula merupakan dataran tinggi. Jika terjadi banjir disekitar wilayah perbatasan  Jakarta Barat dan Jakarta Utara, warga mengungsi ke RW.01 Kapuk. Buktinya Pemda DKI Jakarta menjadikan lahan di lokasi ini sebagai Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Bulak Teko.
 Namun lambat laun dilingkungan sekita itu dibangun menjadi pergudangan dan pabrik, sehingga wilayah ini pada tahun 1990 menjadi banjir permanen menggenangi rumah warga. Bahkan tidak sedikit rumah yang tenggelam, juga 3.810 makam tenggelam. Rencananya makam itu akan dipindahkan ke TPU Tegal Alur.
”Sejak itu nama Kapuk Teko berubah menjadi Kampung Apung dan sejak itu pula warga menderita hingga kini,”ujarnya. (johan)