Wagub DKI Jakarta Minta Kali Cibubur Dikeruk
JAKARTA,IJN.CO.ID – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat meminta pada Walikota Jakarta Barat, Anas Efendy agar kali Cibubur, di Kelurahan Krendang Jakarta Barat, dikeruk. Itu dilakukan mengingat saluran air yang membatasi dua wilayah yakni Kelurahan, Jembatan Lima dan Kelurahan Krendang ini mengalami pendangkalan.
Permintaan itu disampaikan Djarot Saiful saat mencanangkan Gerakan Stop Nyampah di Kali di depan Kelurahan Krendang Kecamatan Tambora dan depan Puskesmas Krendang. Jumat (11/12) pagi.
Menurut Djarot, kondisi Kali Cibubur, ini memang sangat memprihatinkan. Selain mengalami pendangkalan, kali ini masih banyak sampah dan tercemar limbah domestik. Kali Krendang ini tidak mengalir sehingga bila turun hujan menimbulkan genangan.
Djarod menginginkan Kali Cibubur ini ditata lebih baik agar tidak ada lagi yang membuang sampah di kali. “Sepanjang limbah domestik masuk kali, maka kali bisa bersih. Tapi tidak meninggalkan bau dari limbah domestik. Untuk itu perlu dilakukan edukasi dari masyarakat, terutama kepada para NGO yang menerima penghargaan,” ujar Djarot yang didampingi Walikota Kota Administrasi Jakarta Barat, HM Anas Efendi.
Mengenai penerapan sanksi atau aturan kata Djarot bahwa aturan itu tetap diberlakukan, namun tidak mampu menimbulkan efek jera. Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dianggap masih rendah.
“Aturan itu efektif tapi tidak membuat jera, polisi sampah kewalahan. Malam hari mereka buang sampah di kali,” terangnya.Sebagai solusi, Djarot telah meminta kepada Dinas Kebersihan DKI Jakarta untuk membuat surat edaran kepada RT dan RW serta lurah, tentang aturan membuang sampah rumah tangga. Dalam aturan itu, warga sedikit dipaksa untuk melakukan pemilahan sampah, non organik dan organik. Nantinya ada dua jenis sampah yang diangkut dengan truk pada hari dan jam yang ditentukan.
Kesadaran masyarakat Tambora, Jakarta barat, dalam menjaga kebersihan lingkungan dinilai masih rendah. Itu terbukti dengan masih banyaknya sampah di Kali Cibubur, Krendang, Tambora. Untuk menyiasatinya, Badan
Pengelola Lingkungan Daerah (BPLD) DKI Jakarta membuat program yakni gerakan stop nyampah di kali. Program ini telah bergulir sejak tahun 2009-2014 yang meliputi sejumlah sasaran. Pertama adalah Sungai
Ciliwung yang memasuki perbatasan Jakarta-Depok hingga Manggarai. Berikutnya adalah 3 kali yang berada di permukiman padat penduduk di wilayah Jakarta Barat.
Ketiga kali itu adalah Kali Item, Kali Duri, dan Kali Cibubur. Ketiga kali itu berada di 6 wilayah kelurahan yakni Kelurahan Angke, Kelurahan Jembatan Besi, Kelurahan Duri Selatan, Kelurahan Duri Utara, Kelurahan Krendang dan Kelurahan Jembatan Lima.
Sesuai tujuan, program stop nyampah di kali ini dititik beratkan pada edukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah di kali, mencari solusi titik-titik saluran air yang tersumbat dari ketiga kali di atas serta pembinaan terhadan usaha sablon yang kerap membuang limbah produksinya ke saluran air.
“Saya minta kepada lurah dan camat untuk turun lapangan setiap Jumat dalam menyelesaikan masalah. Jangan hanya kita membersihkan saluran air/kali Cibubur saja, tapi fokus juga pada saluran-saluran air kecil seperti got atau selokan. Percuma kalo saluran got mampet atau tersumbat. Camat dan lurah serta masyarakat harus saling membahu menyelesaikan masalah ini,” ujar Djarot. (Johan)