Ucok Sitompul: Dulu Petinju Indonesia Menembus Olimpiade, Ketua Umum PB Pertina Harus Punya Hati dan Dana
Ucok Sitompul (Ditengah/Foto: istimewa)
Jakarta,IntiJayaNews.com – Efek efisiensi dana yang dilakukan pemerintah yang semula Rp2,3 triliun menjadi Rp1,4 triliun, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan fokus terhadap cabang olahraga prioritas yang bakal memperkuat Kontingen Indonesia pada SEA Games 2025 Thailand.
Mantan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP Pertina, Ucok Sitompul menyebut, posisi cabang olahraga tinju bakal menemui kesulitan untuk bisa mengirimkan atlet lebih banyak. Apalagi, tinju tidak mampu menyumbangkan medali emas pada SEA Games 2023 Kamboja. Hanya 5 medali perak.
“Tinju kan tidak masuk di cabang olahraga prioritas. Jadi, ada kemungkinan tidak mendapat perhatian dan jejak terakhirnya hanya mampu menyumbangkan 5 medali perak pada SEA Games 2023 Kamboja. Kini, SEA Games 2025 yang menjadi tuan rumah Thailand dimana cabang olahraga tinju sebagai tambang emas negaranya,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (15/2/2025).
Ucok yang pernah menjadi asisten pelatih tinju asal Jerman Helmuth Kruger, efisiensi anggaran harus segera diantisipasi cabang-cabang non unggulan seperti halnya tinju yang masa kepengurusan PP Pertina pimpinan Komaruddin Simanjuntak yang sudah berakhir Desember 2024 lalu.
“Dana dari pemerintah sudah tidak bisa lagi diandakan untuk pembinaan karena adanya efisiensi tersebut. Jadi, sosok ketua umum PP Pertina yang dipilih harus punya hati dan dana sehingga program pembinaan tinju bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Kenapa figur ketua umum PP Pertina harus memiliki syarat yakni punya hati dan dana? Ucok menjawab, “Menggelar kompetisi dalam negeri, keikutsertaan dalam single event internasional, pelaksanaan pelatnas, dan juga biaya training camp di luar negeri itu butuh dana yang besar. Tanpa syarat itu terpenuhi, jangan berbicara prestasi.
Dulu, petinju Indonesia mampu menembus Olimpiade karena sosok ketua umum PP Pertina seperti pak Sahala Rajagukguk dan Pak Paul Toding punya hati dan dana. Makanya, TC di Korea dan Jerman bisa terlaksana dan melahirkan prestasi.”
“Jangan seperti saat ini, PP Pertina sudah tidak menggelar kejurnas dan tidak mengirimkan petinju untuk mengikuti babak kualifikasi Olimpiade yang berlangsung Thailand 2024. Padahal, petinju butuh banyak mengikuti pertandingan di dalam dan luar negeri untuk menambah jam terbang. Makanya, kejayaan tinju Indonesia yang sudah menelorkan petinju perempat finalis Olimpiade seperti Albert Papilaya dan La Paene Masara sulit diwujudkan,” tambahnya.
Sebelumnya, Menpora Dito Ariotedjo mengatakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan target efisiensi untuk Kemenpora sebesar Rp 1,4 triliun dari anggaran Kemenpora tahun 2025 Rp 2,3 triliun. Namun, jumlah itu kemudian diperbaharui pada hari Kamis (13/2/2025) saat Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI terkait efisiensi anggaran Kemenpora. Dari hasil rapat diputuskan Kemenpora menerima tambahan anggaran sekitar Rp 170 miliar.
“Jadi yang tadinya dipotong sebesar 62 persen, jadi total pemotongan efisiensi kita sementara ada pada angka 53 persen. Nominalnya jadi Rp 1,34 triliun dari Rp 2,3 triliun,” kata Menpora Dito usai meninjau Sport Center Cibubur.
Dampak dari efisiensi tersebut, Menpora Dito tengah melakukan penyesuaian terutama pada cabang-cabang olahraga menuju SEA Games 2025 di Thailand. Tidak hanya cabor yang dikirim, tapi alokasi anggaran bagi cabang-cabang tersebut.
“Kami akan fokus kepada cabor prioritas untuk di SEA Games, tapi ada juga untuk Asian Games dan Olimpiade. Dan ini saya sudah yakin dengan asa cita Bapak Presiden (Prabowo Subianto) bahwa Asian Games dan Olimpiade, serta Asian Para Games dan Paralimpiade menjadi prioritas,” ujarnya.
“Memang kami harus tegas di awal bahwa untuk SEA Games kita pasti berpartisipasi, tapi kami tidak akan mengirim yang jor-joran. Kami akan menyesuaikan cabor-cabor proyeksi SEA Games nanti adalah cabang yang dipertandingkan di Asian Games dan Olimpiade,” ucap menteri berusia 34 tahun itu.
“Sekarang tim review bersama Deputi IV bidang Prestasi Olahraga sedang bekerja. Kemarin kalau enggak salah baru me-review badminton. Lalu hari ini kalau tidak salah panjat tebing. Jadi ini kami mereview semua cabor,” kata Dito terkait penentuan jumlah detail alokasi anggaran untuk cabor prioritas. (jef)