Pakar Energi dr Dhavid Avandijaya Wartono: Cara Bahagia Mengundang Rezeki, Kunci Hidup Bahagia dan Berkelimpahan
Jakarta, Intijayanews.com – Bahagia. Siapa coba yang tak ingin bahagia? Satu kata sederhana dan sangat familiar di telinga ini menjadi tumpuan harapan dan destinasi setiap orang. Everyone wants to be happy! Mengapa? Karena bahagia adalah suatu emosi positif yang mampu membuat orang merasa nyaman, gembira, meningkatkan imunitas, meningkatkan fokus, dan berbagai efek positif lainnya.
Namun sayangnya, masih banyak sekali dari kita yang beranggapan bahwa bahagia tidaklah semudah yang kita bayangkan.
“Bahagia itu sulit dicapai!”,
“Tidak semua orang bisa bahagia!”,
“Bahagia itu milik orang-orang berduit saja!”
dan berbagai keluh kesah lainnya, seperti
“Duh, kenapa sih aku tuh ga pernah bahagia?” atau
“Hidup ini pelik banget ya? Kapan ya Tuhan aku bisa bahagia?”
Yup, seringnya
pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul ketika pikiran kita sedang kalut, dilanda kesedihan, ketakutan, atau sedang berada dalam tekanan emosi. Munculnya secara spontan, dan sering berimbas pada kemunculan energi-energi negatif lainnya.
Ada lagi nih yang menargetkan bahagianya dengan syarat tertentu. Misal, “Aku tuh akan bahagia banget jika bisa mendapatkan Mas A sebagai suamiku!”
“Aku tuh akan bahagia banget jika bisa mendapatkan pekerjaan itu dengan gaji sekian ribu dollar.”
Padahal…?
Bahagia itu ada di dalam diri, loh! Bahagia itu tak hanya soal perasaan baik. Tapi adalah sumber dari berbagai hal baik yang tidak butuh syarat!
Coba deh kamu kenang lagi, pernahkah kamu merasa lebih mudah dalam mendapatkan hal-hal baik saat kamu sedang berada dalam kondisi hati yang baik? Dalam kondisi hati yang penuh rasa syukur? Nah, itu datangnya bukan secara kebetulan, loh, melainkan perasaan dan suasana hati yang nyaman/baik, membuat cara berpikir kita jadi lebih fokus dan terarah, sehingga kita mampu menghasilkan hal-hal baik lainnya dengan lebih ease/berkemudahan.
Yup. Penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan meningkatkan energi positif kita, yang tentunya mempengaruhi cara kita dalam berpikir, bersosialisasi, berbisnis, bekerja, dan bertindak.
Energi positif ibarat sinyal yang kita pancarkan ke alam semesta. Ketika kita merasa bahagia, otak kita melepaskan hormon seperti serotonin dan dopamin, yang memperkuat sistem imun, meningkatkan kreativitas, berkomunikasi yang menyenangkan dan membuka peluang baru. Sebaliknya, energi negatif dari rasa marah, sedih, atau stres justru bisa menutup pintu-pintu kesempatan, mengungkung pikiran sehingga kita tersudut dan terperangkap.
Dalam teori kekuatan pikiran, pikiran mu akan jadi kenyataan mu, apa yang kita fokuskan akan terwujud kepada kita. Dengan energi positif yang terhubung dengan kebahagiaan, kita secara tidak langsung menarik rezeki dalam berbagai bentuk: uang, relasi, kesehatan, atau hubungan baik.
Gratitude alias Bersyukur dgn apa yang dimiliki: Fondasi Bahagia yang Mengundang Rezeki
Pasti sering donk mendengar ajakan ini? “Be grateful! Bersyukurlah dgn apa yang kamu miliki!”
Bersyukur adalah kunci pertama menuju kebahagiaan. Kok bisa? Ya bisa lah! Coba rasakan kembali, ketika kita mampu menghargai apa yang sudah kita miliki, maka disadari atau tidak, kita mengalihkan perhatian dari kekurangan ke keberlimpahan. Ini tentunya menciptakan pola pikir yang positif dan meningkatkan rasa puas dalam kehidupan kita.
Bayangkan jika justru kita berfungsi dari rasa kebalikan dari rasa syukur, yaitu mengeluh. Hari-hari kita terisi oleh keluhan. Keluhan akan ketidakpuasan dengan apa yang kita miliki. Keluhan karena jealousy terhadap apa yang dimiliki oleh teman kita. Hadeuh…, rasanya justru semakin menarik rasa negatif lainnya untuk kumpul bareng dan menciptakan ketidaknyamanan kan? Membuat kita jadi sulit konsentrasi, berujung pada lambatnya suatu pekerjaan, keliru dalam bertindak, dan lain sebagainya.
Tak bisa dipungkiri bahwa menegakkan rasa syukur adalah sama dengan membangun fondasi bahagia, yang tentu saja akan mengundang rezeki. Yup. Bahagia bisa menjadi magnet rezeki, pintu gerbang menuju kehidupan yang berkelimpahan.
Terus gimana caranya agar kita bisa mencapai bahagia, berdasarkan penegakan rasa syukur? Bagaimana aku bisa bersyukur jika kehidupanku masih begini-begini saja? Gagal ini gagal itu? Bagaimana mau bersyukur?
Hayo, kamu juga memiliki keluhan dan pertanyaan itu?
Cobalah latihan sederhana ini yang di berikan di kelas Access Bars https://bit.ly/accessdrdhavid
Setiap pagi, tulis tiga hal yang kamu syukuri, dan tidak boleh berulang. Bisa sesederhana membuka mata dan menghirup udara segar di pagi hari! Atau sesimpel ini.
“Tuhan, makasih ya, sudah dipertemukan dengan pagi ini. Body, makasih ya sudah bangun dalam keadaan sehat. Kasur, makasih ya sudah menjadi tempatku berlabuh di malam hari, dan istirahat dengan lelap!” Tiga contoh sederhana rasa syukur, yang mungkin bagi mereka tak berarti banyak, tapi kayaknya jika justru menjadi pondasi yang mampu membuat kita menyadari bahwa ketiga hal itu punya peranan penting loh dalam membantu kita lanjutkan kehidupan hari ini. (fidel)