Teror KABUT ASAP Siap Menyelimuti Jakarta
JAKARTA,IJN.CO.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, mengatakan sebaran asap dari Sumatera dan Kalimantan semakin meluas sehingga, berdasarkan laporan BMKG, pantauan satelit Himawari menunjukkan asap tipis-sedang menutup Laut Jawa dan sebagian Jakarta.
Sebelumnya, asap telah menyebabkan kualitas Filipina, Malaysia, Singapura, dan menimbulkan krisis kabut asap terburuk di Thailand.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kabut asap yang tiba-tiba menutupi langit Ibu Kota karena dampak dari kebakaran hutan yang berasal dari Sumatera dan Kalimantan.
“Jakarta sepanjang hari tertutup kabut asap seperti hazy. Asap tipis Sumatera dan Kalimantan telah mengimbas Ibu Kota,” tulis Sutopo dalam akun Twitter-nya, Jumat (23/10/2015).
Kata Sutopo, yang dimaksud haze adalah fenomena dimana debu dan asap menyelimuti kawasan langit. “Dalam hal ini partikel haze dapat berupa polusi hasil sisa proses pembakaran seperti debu dan ash, dimana keduanya diproduksi oleh pembakaran kayu kering dan tumbuhan hijau,”ungkapnya.
Sehingga, Karbon dioksida dapat menghalangi sinar matahari serta mengakibatkan efek rumah kaca.
“Karbon monoksida, gas beracun, yang tidak berwarna dan tidak berbau, hasil dari pembakaran tak sempurna. Nitrogen dioksida, sulfur dioksida, yang berasal dari pembakaran fuel dan memberikan bau yang kuat pada haze. Dapat digolongkan haze adalah kabut, uap air, abu gunung berapi, salju, pasir dan debu,”pungkasnya.
Sutopo Purwo Nugroho lewat pernyataan resmi badan tersebut mengatakan, ada 10 korban tewas akibat kabut asap di Sumatera dan Kalimantan, baik lewat dampak langsung maupun tidak langsung.
“Dampak langsung adalah korban yang meninggal saat memadamkan api lalu ikut terbakar, sedangkan tidak langsung adalah korban yang sakit akibat asap, atau sebelumnya sudah punya riwayat sakit lalu adanya asap memperparah sakitnya,” ujar Sutopo.
Data BNPB juga mencatat ada 503.874 jiwa yang menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di 6 provinsi sejak 1 Juli-23 Oktober 2015.
Sejauh ini, penderita ISPA terbanyak ada di provinsi Jambi dengan 129.229, lalu di Sumatera Selatan dengan 101.333, di Kalimantan Selatan ada 97.430 penderita ISPA, 80.263 penderita di Riau, 52.142 di Kalimantan Tengah, dan 43.477 di Kalimantan Barat.
“Kemungkinan jumlah penderita yang sebenarnya lebih daripada itu karena sebagian masyarakat sakit tidak berobat ke Puskesmas atau rumah sakit. Mereka berobat mandiri sehingga tidak tercatat,” kata Sutopo lagi.
Sementara itu, BNPB memperkirakan ada lebih dari 43 juta jiwa penduduk terpapar oleh asap. Data ini hanya dihitung di Sumatera dan Kalimantan dan dianalisis dari peta sebaran asap dengan peta jumlah penduduk. (BBC/IJN)