Setahun Lalu Habis Dilalap Sijago Merah, Wihara Dharma Bhakti Mulai Dibangun Kembali
JAKARTA,IJN.CO.ID – Akibat terbakarnya tempat ibadah, jangan dijadikan alasan untuk kehilangan semangat untuk beribadah. Justru menjadi pecut bagi kita untuk lebih giat lagi beribadah, karena beribadah itu sebagai keharusan umat untuk berdoa kepada Tuhan.
Hal itu dikatakan Silviana Murni Deputi DKI Bidang Kebudayaan saat peletakan batu sebagai tanda dimulainya pembangunan gedung Wihara Dharma Bhakti yang terbakar tahun lalu di Jalan Kemenangan III Kelurahan Glodok Jakarta Barat, Senin 18 Januari 2016.
Selanjutnya Silviana Murni mengatakan ia berharap semua umat Dharma Bhakti bersatu untuk membangun kembali tempat ibadah itu agar cepat selesai. Karena tempat ini sebagai cagar budaya yang sering dikunjungi oleh turis domestic maupun turis dari mancanegara.
Silviana Murni juga meminta pada pengurus wihara dalam pembangunan kembali wihara Dharma Bhakti jangan merubah bentuk. Kalau bisa pembangunan gedung itu sama seperti aslinya, kalau nggak bisa sama dengan aslinya yah hampir mirip lah, ujar Silviana.
Silviana Murni juga menghimbau kepada pengurus wihara Dharma Bakti pada saat upacara menggunakan lilin yang tingginya hampir dua meter hendaknya dipasang di halaman saja, Jangan dipasang didalam gedung, apalagi saat lilin menyala penjaga pada tidur.
Menurut Silviana Murni bahwa diluar negeri untuk pemasangan lilin yang tingginya hampir dua meter itu dipasang di halaman wihara bukan didalam ruangan. “Ini hanya usul bukan keputusan karena gedung wihara di Indonesia terlalu rendah”, ujarnya.
Sementara itu, David pengurus Vihara dalam laporannya mengatakan gedung utama wihara Dharma Bhakti pada saat kebakaran habis dilumat si Jago Merah yang terjadi pada tanggal 3 Maret 2015 lalu.
Kebakaran yang terjadi cukup hebat itu sempat melumatkan sebanyak 18 lupang. Namun sebuah patung yang bernama Dewi Kwan Im berhasil diselamatkan dari amukan api. Ini suatu kemukjizatan Tuhan Patung Dewi Kwan Im berhasil terselamatkan dan tidak terjilat oleh api, katanya.
Usia wihara Dharma Bhakti ini sudah 740m tahun, asal mula nama klenteng Dharma Bhakti bernama Kwan Im Teng, namun saat terjadi pembantaian orang orang Tionghoa di Kali Angke klenteng ini sempat dirusak dan dibakar. Lalu Klenteng ini berubah nama menjadi klenteng Dharma Bhakti atau dikenal Cing Te Yen.
(johan)