Published On: Kam, Okt 19th, 2017

September 2017: Utang Pemerintah Capai Rp3.866 Triliun

Share This
Tags
ilustrasi (foto:Ist)

ilustrasi (foto:Ist)

JAKARTA,IJN.CO.ID – Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah hingga September 2017 mencapai Rp3.866,45 triliun.

Dikutip dari laman resmi DJPPR, Kamis 19 Oktober 2017, angka ini mengalami peningkatan secara neto sebesar Rp40,66 triliun. Kenaikan tersebut terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp40,51 triliun (neto) dan penarikan pinjaman sebesar Rp150 miliar (neto).

“Tambahan pembiayaan utang tersebut memungkinkan kenaikan belanja produktif di bidang pendidikan, infrastruktur, kesehatan, transfer ke daerah dan dana desa, serta belanja sosial,” kata Dirjen PPR Robert Pakpahan.

Jika dirinci secara kumulatif, total utang pemerintah saat ini terdiri dari surat Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp2.591,55 triliun (67,0 persen), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp536,91 triliun (13,9 persen), dan pinjaman sebesar Rp737,99 triliun (19,1 persen).

Utang tersebut didominasi oleh utang dalam mata uang rupiah Rp2.279,65 triliun (59 persen), diikuti porsi utang dalam mata uang asing Rp848,81 triliun (22 persen) di antaranya yakni USD (29 persen), yen Jepang (enam persen), eEuro (empat persen), Special Drawing Right (satu persen), dan beberapa valuta asing lain (satu persen).

Utang pemerintah pusat berdasarkan krediturnya didominasi oleh investor SBN (81 persen), kemudian pinjaman dari Bank Dunia (enam persen), Jepang (lima persen), ADB (tiga persen), dan lembaga lainnya (lima persen).

Indikator risiko utang pada September 2017 masih terkendali, dengan rasio variable rate berada pada level 10,8 persen dan refixing rate pada level 19,2 persen. Porsi utang dalam mata uang asing berada pada level 40,9 persen, sedangkan Average Time to Maturity (ATM) berada pada level 9,0 tahun.

Di lain sisi, indikator jatuh tempo utang dengan tenor hingga lima tahun naik dari 39,2 persen menjadi 39,7 persen dari total outstanding utang. Dalam pengelolaan risiko utang, Pemerintah senantiasa melakukannya dengan hati-hati dan terukur, termasuk juga menjaga risiko pembiayaan kembali, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar dalam posisi yang terkendali.

Rata-rata perdagangan harian SBN di September 2017 cenderung melemah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Porsi kepemilikan oleh asing atas SBN yang tradable di bulan ini mencapai 40,03 persen.

Adapun sebagian besar investor asing masih memegang SBN yang ber-tenor menengah-panjang (di atas lima tahun). Hal ini mendorong pemerintah untuk terus berkomitmen dalam upaya pendalaman pasar SBN domestik.Demikian situs Metrotvnews. (IJN)