Published On: Sel, Jun 23rd, 2015

Saluran Air Jadi Pembuangan Sampah

Share This
Tags

image

Jakarta,IJN.CO.ID- Dengan alasan anggaran belum turun, saluran air dan kali di Jakarta Barat berubah menjadi tempat pembuangan sampah.

Akibatnya kali Petike di Kelurahan Tambora dari luas delapan meter berubah menjadi dua meter dan saluran air di Jalan Daan Mogot depan jalan Warung Gantung dijadikan tempat pembuangan sampah.

Akibat sampah dibiarkan menumpuk di kali, sehingga kali Petike menjadi sempit karena sebagian kali berubah menjadi daratan. Bagitu pula saluran air di jalan Daan Mogot dijadikan tempat pembuangan sampah oleh pedagang buah buahan sehingga saluran got didepan jalan warung gantung layaknya seperti LPS (Lokasi Pembuangan Sampah) dan akibatnya saluran tersebut tidak berfungsi.

Menurut Andi satu warga disana masalah ini sudah berlangsung lama dan nampaknya tidak ada lurah atau camat yang peduli terhadap lingkungan. Ini terlihat banyaknya sampah bekas buah buahan dan peti bekas tempat jeruk dicampakan begitu saja.

“Koq tega-teganya saluran air dijadikan tempat pembuangan sampah. Bagaimana saluran air tidak mampat, warganya jorok sih”, ujar Ny. Yanti warga jalan Warung Gantung.
Nampaknya saluran air di jalan Daan Mogot Kelurahan Kalideres Jakarta Barat gak pernah tersentuh kerja bakti warga, ini terlihat pohon sangat liar dan saluran got dipenuhi dengan daun pepohonan yang sudah menjadi tanah tidak pernah dibersihkan.

Selain itu, kali Petike di kelurahan Tambora Jakarta Barat juga berubah menjadi lapangan dan kini tinggal 1, 50 meter masjh menjadi kali. Perubahan kali Petike menjadi lapangan, akibat lumpor kali yang mengendap dibiarhan sehingga mongering menjadi lapangan.

Kali ini menciut menjadi satu setengan meter pernah dilaporkan warga ke kantor kelurahan setempat namun hingga saat ini tidak ada tanggapan. Bahkan pihak kelurahan sepertinya masa bodoh. Ini terlihat tidak ada upaya pihak kelurahan mau membersihkan lumpur yang telah mengendap itu.

Sementara saluran air di Jalan Daan Mogot pada sisi kiri kanan ditumbuhi pohon liar, sehingga terlihat seperti semak semak yang tidak pernah terjamah oleh tangan. Nampaknya saluran air ini tidak terpantau oleh lurah maupun camat setempat. (Johan)