Published On: Jum, Mei 22nd, 2015

Rusia Bantu Senjata ,’Basmi’ ISIS di Irak

Share This
Tags
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi di Moskow (foto:Ist)

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi di Moskow (foto:Ist)

Moskow,IJN.CO.ID – Rusia dilaporkan siap membantu memerangi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak.”Rusia akan memasok senjata ke Irak,” kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Kamis, 21 Mei 2015 waktu setempat. Menurut Lavrov, bantuan itu perlu karena Irak tengah berjuang untuk menghentikan kengerian dan kekejaman yang dilakukan ISIS.

Dalam sebuah pernyataan sebelum berlangsung pembicaraan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi di Moskow, Lavrov mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow akan melakukan segala upaya untuk membantu pemerintah Bagdad mengusir kembali milisi ISIS.

Seperti diberitakan sebelumnya, Minggu 17 Mei 2015 lalu. Kelompok militan itu berhasil memaksa pasukan Irak, termasuk unit terbaiknya, Golden Division, keluar dari kota itu. Perkembangan ini membuat ancaman ISIS kian dekat ke jantung ibukota karena Ramadi-Baghdad hanya sekitar 110 km atau sekitar 90 menit dengan perjalanan darat.

Pada 16 Mei 2015, pejabat Irak sempat mengklaim bahwa ISIS menarik diri dari gedung utama pemerintah di Ramadi setelah ada serangan udara oleh pasukan koalisi pimpinan AS. Faktanya, ISIS terus merengsek maju dan akhirnya mengkonsolidasikan kekuatannya di daerah terakhir yang dikendalikan pemerintah, yaitu Malaab, di Ramadi selatan, pada 17 Mei 2015. Koalisi AS, yang melancarkan 19 serangan udara dalam 72 jam terakhir, tak menghentikan laju ISIS menguasai kota.

Jatuhnya Ramadi menjadi kemenangan besar ISIS di tengah kegagalannya mempertahankan sejumlah daerah yang sudah direbutnya. Kelompok militan itu kehilangan Tikrit, Maret 2015 lalu. Kota asal Saddam Hussein, yang direbut ISIS tahun lalu itu, lepas setelah digempur habis-habisan oleh militer Irak dibantu milisi Syiah dan serangan udara AS. Mereka juga gagal mempertahankan Kobani, kota di Suriah dekat perbatasan Turki, Januari 2015 lalu, setelah mendapat gempuran selama empat bulan dari pejuang Kurdi.

Militer Irak, Selasa 19 Mei 2015 lalu, mengerahkan tank dan artileri di sekitar Ramadi untuk merebut kembali kota itu. Milisi Hashid Shaabi, juga maju ke basis terdekat Ramadi untuk melakukan serangan balik. Seorang pejabat pemerintah daerah juga mendesak warga Ramadi untuk bergabung dengan polisi dan tentara Irak dalam apa yang disebut sebagai “Pertempuran Anbar” itu. ISIS, menurut sejumlah saksi, juga telah mendirikan pos pertahanan dan memasang ranjau darat. (Trust.org/tnt/jef)