Jakarta,IntiJayaNews.com -Pemakaman Tua TPU Kebon Nanas sempat viral di media sosial yang menunjukkan pasangan muda-mudi melakukan tindakan asusila di area pemakaman tersebut, tepatnya pada Minggu (27/7) pagi. Aksi itu membuat resah masyarakat sekitar.
Peristiwa tersebut terjadi di blok 17, yakni wilayah yang saat ini sedang dikembangkan untuk menjadi lahan pemakaman baru. Daerah tersebut memang rawan, karena banyaknya bangunan liar serta akses masuk yang tidak terkontrol.
Luas TPU Kebon Nanas mencapai sekitar 17 hektare, dan keterbatasan jumlah petugas membuat pengawasan belum maksimal hingga ke seluruh area.
Ketua Pengelola TPU Kebon Nanas, Muhaimin, mengungkapkan bahwa kawasan tersebut telah dihuni cukup lama. “Tercatat sekitar 220 KK tinggal di sini,” kata Muhaimin saat ditemui di lokasi, Selasa, 29 Juli 2025.
Para penghuni bukan hanya berasal dari Jakarta Timur, namun juga dari daerah lain seperti Bekasi dan Jakarta Utara. “Total ada sekitar 730 jiwa, termasuk anak-anak dan orang tua,” katanya.
Permukiman tersebut dibangun di atas area bekas pemakaman umat Buddha dan Tionghoa. Sebagian makam di sana telah dikremasi atau rangkakannya dipindahkan ke tempat lain.
“Di sini itu pemakaman Buddha, pemakaman China. Beberapa memang sudah dipindahkan rangkakannya, ada juga yang dikremasi. Tapi ada juga yang masih aktif,” ujar Muhaimin.
Lahan yang tak lagi digunakan oleh pemilik lama kini sebagian difungsikan kembali untuk unit pemakaman baru, baik untuk umat Muslim maupun Kristen. Namun, dalam perkembangannya, area itu kini dikuasai oleh ratusan warga yang membangun tempat tinggal liar di atasnya.
“Kejadiannya memang sudah lama, sebelum saya bertugas. Tapi sekarang kami mulai lakukan penertiban, supaya tidak ada bangunan baru lagi,” katanya.
Keberadaan pemukiman liar di tengah krisis lahan pemakaman di Jakarta menjadi perhatian pihak pengelola. Penertiban dilakukan secara bertahap guna mencegah penyalahgunaan lahan makam.(Sumber: Ntvnews.id/Antara)