Published On: Kam, Feb 4th, 2016

Presiden Jokowi Serius Wujudkan 10 ‘Bali Baru’

Share This
Tags
(foto:Ist)

(foto:Ist)

JAKARTA,IJN.CO.ID-Greget Presiden Jokowi untuk segera mewujudkan impiannya, mencetak 10 “Bali-Bali” baru makin terasa. Berselang 4 hari dari Ratas (Rapat Terbatas) 7 menteri dan 2 gubernur di kompleks candi termegah di dunia, Borobudur, Magelang, Jateng, 2 Februari 2016 tancap gas merataskan Kawasan Danau Toba di Istana Negara.

Bahkan, orang nomor satu di Republik itu memimpin langsung ratas untuk akselerasi 10 Destinasi Prioritas yang sering disebut 10 Bali Baru itu.
Di Ratas yang dihadiri Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, Menpar Arief Yahya dan Menseskab Pramono Anung, dengan 5 dari 7 bupati di Toba itu, Presiden Jokowi menegaskan kembali pentingnya pariwisata sebagai pendongkrak dan penggerak ekonomi nasional. Karena itu Mantan Gubernur DKI ini menegaskan kembali pentingnya percepatan dan akselerasi.
Optimisme Presiden Jokowi makin terasa ketika melihat bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia tahun 2015, sebensar 10,4 juta orang. “Naik sangat signifikan dan estimasi perolehan devisa di sektor ini Rp. 144 Triliun,” kata Presiden pada pengantar rapat terbatas (ratas) tentang Rencana Pengembangan Destinasi Pariwisata Danau Toba, itu.
Pariwisata di Indonesia tahun 2015, lanjut Presiden tumbuh di atas pertumbuhan pariwisata dunia yang hanya 4,4 persen dan pertumbuhan pariwisata kawasan ASEAN sebesar 6 persen. “Di Tahun 2016 ini, saya minta pertumbuhan di sektor pariwisata bisa lebih dipercepat  dan kita akselerasi. Dan juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia yang pernah memimpin Kota Solo itu.
Sebagai mantan pengusaha, Presiden Jokowi berharap bahwa percepatan ini, bukan saja akan mendatangkan devisa namun bisa mengembangkan sektor UMKM, industri kreatif serta  membuka lapangan kerja baru. Karena itu Presiden meminta Manteri Pariwisata, Arief Yahya untuk percepatan di 10 destinasi wisata prioritas. Yakni Toba (Sumut), Tanjung Kelayang (Belitung), Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu (Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), Bromo (Jawa Timur), Mandalika (Lombok), Labuhan Bajo (NTT), Wakatobi (Sultra), dan Morotai (Maltara).
‘”Diperlukan sebuah kecepatan terobosan baik regulasi maupun pekerjaan-pekerjaan di lapangan sehingga hasilnya segera bisa kita nikmati,” ujar Presiden.
Khusus Danau Toba, Presiden meminta, “Perkuat konektivitas, aksesibilitas, baik yang berkaitan dengan pelabuhan, dengan bandara dan dengan jalan,” instruksi Presiden yang diamini Menpar Arief Yahya.
Pengembangan pariwisata harus betul-betul terintegrasi mulai dari perencanaan sampai dengan pengelolaannya. Selain itu, Presiden juga menyebutkan bahwa beberapa minggu yang lalu telah dilakukan kunjungan ke Danau Toba oleh Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, Menkopolhukam Luhut B Panjaitan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki, Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menhub Jonan dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Rapat di Danau Toba itu juga dihadiri oleh Gubernur Sumut dan 7 Bupati di kawasan Danau Toba.
“Kita harapkan, segera ditindaklanjuti di lapangan dan saya juga menekankan agar disiapkan branding untuk pemasarannya, pelayanan-pelayanan yang berstandar internasional, atraksi-atraksi seni budaya dengan koreografi yang baik, desain yang menarik yang mempunyai kelas,” pinta Presiden.
Menpar Arief Yahya pun mengangguk, sebagai isyarat untuk siap “tancap gas” bersinergi dengan Kementerian, Lembaga dan Badan lain yang terkait. “Instruksi Pak Presiden Jokowi sangat tegas, sinergi dan kolaborasi yang baik akan membantu mempercepat pengembangan 10 destinasi itu. Tujuh bupati di Toba juga sudah siap untuk mewujudkan “Bali” baru di Sumatera Utara itu, dengan ikon Danau Toba,” tambah Menpar Arief Yahya. (*)