Poros Muda NU: Hari Santri Perlu Dikukuhkan Sebagai Hari Besar Islam Nasional
Jakarta, IJN.CO.ID – Setidaknya ada dua alasan hari santri perlu dikukuhkan dan diperingati. Pertama, sebagai penghormatan atas jasa pahlawan. Pengakuan semacam ini penting bagi generasi sekarang agar tak tercabut dari kampung halaman sejarahnya. Kedua sebagai pembangkit patriotisme. Ini relevan sebab sejumlah gagasan yang belakangan bermunculan di Indonesia tidak banyak yang sungguh-sungguh memiliki komitmen keindonesiaan.
Kedua alasan itu dikemukakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj. Santri, kata dia, adalah masyarakat Indonesia yang beragama Islam, bukan sekadar muslim yang kebetulan berada di Indonesia. Kecintaan terhadap Tanah Air selalu mengatasi sentimen keagamaan.
Ramadhan Isa (Dhani) selaku Koordinator Poros Muda NU menyatakan Sementara itu dalam menyikapi Hari Santri Nasional, “kami menyambut baik penetapan Hari Santri Nasional (HSN) oleh Presiden Jokowi yg jatuh pada tanggal 22 oktober. sejarah berkata pada tanggal 22 Oktober 1945 adalah masa yg sangat genting saat itu akan ancaman penjajah yg ingin kembali merebut republik ini. Maka Hadrotus Syeikh membuat Resolusi Jihad Wajib hukumnya melawan penjajah, Para kyai, santri dan masyarakatpun melakukan perlawanan walau darah dan air mata taruhannya.” ujarnya.
“Artinya kontribusi umat islam sangatlah besar dalam mempertahankan republik ini. Dan poros muda NU menyesalkan kalo Muhammadiyah keberatan dengan penetapan tgl 22 Oktober 2015 sebagai hari santri nasional.” tutupnya.
(Diana)