Published On: Jum, Des 4th, 2015

Polisi Swiss Razia, Skandal FIFA Makin Memanas

Share This
Tags
FILE - In this Monday June 8, 1998 file photo, Switzerland's Sepp Blatter next to a replica of the World Cup trophy, waves after being elected FIFA president, the world's soccer governing body, in Paris. FIFA has been routinely called “scandal-plagued” for much of Sepp Blatter’s 17-year presidential reign. Blatter has never been implicated in personal corruption, though FIFA has often seemed relaxed about wrongdoing linked to senior officials. Blatter is bidding for a fifth term on May 29, 2015.  (AP Photo/Francois Mori, File)

(foto:Ist)

IJN.O.ID – Dalam drama melebarnya skandal korupsi di tubuh FIFA, polisi Swiss pada saat razia Kamis pagi telah menahan lagi dua pejabat pemerintah sepak bola dunia tersebut dengan tuduhan menerima uang suap senilai jutaan dolar.

Kementerian Kehakiman Swiss telah mengonfirmasi sebuah laporan mengenai operasi di sebuah hotel di Zurich dan juga menyeret beberapa pejabat FIFA lain pada saat yang sama dengan razia Mei lalu hingga memicu skandal yang mengguncang badan sepak bola tersebut.

“Pejabat FIFA yang terseret kebanyakan diduga menerima uang untuk menjual hak pemasaran pada turnamen sepak bola di Amerika Latin, seperti kualifikasi Piala Dunia,” kata Menteri Kehakiman Swiss dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman tersebut datang setelah surat kabar New York Times menulis tetang penahanan yang baru terjadi, saat pimpinan FIFA berada di Zurich untuk membicarakan paket reformasi yang bertujuan memperbaiki citra globa sepak bola dunia.

Majalah Times menyebutkan polisi Swiss masuk ke dalam holte bintang lima Baur au Lac di pusat Zurich sekitar pukul 06.00 waktu setempat pada Kamis.

Badan Federal Kehakiman Swiss (The Swiss Federal Office of Justice) mengatakan pihaknya telah memerintahkan polisi Zurich untuk menahan dua pejabat berdasarkan permintaan penangkapan yang disampaikan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada 29 November 2015.

“Kantor Pengacara AS untuk distrik New York timur pun menduga dua orang tersebut telah menerima suap jutaan dolar,” kata The Swiss Federal Office of Justice (FOJ).

“Beberapa pelanggaran telah disetujui dan disiapkan di Amerika. Pembayar juga diproses via bank Amerika,” kata FOJ lebih jauh.

Dalam pos eletronik yang dikirimkan FIFA kepada AFP menyatakan “kami siaga pada aksi yang diluncurkan Departemen Kehakiman AS hari ini.”

Dia menyebutkan pihaknya pun akan terus bekerjasama penuh dengan investigasi AS sebagaimana telah diizinkan hukum Swiss untuk melakukan investigasi yang dipimpin oleh Badan Pengacara Umum Swiss.

Skandal korupsi FIFA telah terlihat sejak lama saat presiden Sepp Blatter ditangguhkan dan menjadi target pada investigasi kriminal Swiss, sementara itu Michel Platini yang pernah terlibat menjadi tim suksesnya juga ditangguhkan dan diskors dari dunia sepak bola.

Sumber dalam FIFA mengatakan dua pejabat yang ditahan berada di preseiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan Juan Angle Napout dan Alfredo Hawit, kepala Konfederasi Sepak Bola Utara, Pusat Amerika dan Karibia, Alfredo Hawit.

FOJ sebenarnya tidak menyebutkan nama pejabat yang ditahan, mereka hanya mengatakan nama-nama itu akan segera diumumkan segera.

Sebagaimana berita penahanan beberapa pejabat FIFA telah menyoreng kredibilitas lembaga tersebut, organisasi itu menyebutkan bahwa kepemimpinannya akan diperbaiki.

Pada bulan Oktober, pejabat olahraga panel reformasi Francois Carrard diusulkan membatasi istilah presiden pada 12 tahun dan pembatasan yang lebih dari 74 dari melayani di eksekutif. Hal ini juga menyarankan gaji pejabat tinggi FIFA dipublikasikan setahun sekali dan diaudit secara independen.

Komite eksekutif akan memutuskan apakah mengirim paket pembaruan untuk diadopsi di kongres FIFA pada 26 Februari 2016 ketika pengganti Blatter dipilih.

Pertemuan dan juga penangkapan berawal dari dipilhnya Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan turnamen di Qatar 2022, demikian AFP melaporkan.
(antaranews)