PGI:Pemerintah Kurang Tanggap Atas Peristiwa Tolikara
Jakarta.IJN.CO.ID-Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyesalkan aksi pembubaran Salat Idul Fitri dan pembakaran mesjid dan sejumlah bangunan di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua kemarin.
Ketua Umum PGI Henriette T Hutabarat mengatakan, kepolisian harus bertindak cepat untuk memulihkan rasa aman di Tolikara. Terjadinya peristiwa tersebut dinilai sebagai cerminan bahwa pemerintah kurang tanggap.
“PGI menyesalkan pemerintah dan aparat keamanan kurang tanggap mengantisipasi kejadian ini,” kata Henriette.
Lebih lanjut Henriette mengatakan, “Oleh karena itu pemerintah diminta mengusut tuntas semua akar masalah di Papua. Namun bukan dengan mengedepankan pendekatan keamanan tetapi lebih ke pendekatan sosial budaya dan dialog hingga dapat mengurai berbagai masalah di Papua.
Mengingat informasi yang masih simpang siur, PGI meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham) untuk turun tangan. “PGI meminta Komnas HAM segera mengirim tim untuk menginvestigasi peristiwa tersebut secara objektif dan transparan,” tegas Henriette.
Saat ini di Tolikara tengah dilangsungkan upaya mediasi yang dihadiri langsung oleh para pejabat daerah. Kapolda Papua Inspketur Jenderal Yotje Mende dan Panglima Derah Militer XVII/Cendrawasih Mayor Jenderal Fransen G Siahaan turun langsung ke Distrik Karubaga.
Aksi kekerasan tersebut terjadi, pagi saat Salat Idul Fitri digelar. Puluhan orang datang membubarkan jemaah salat. Setelah jemaah bubar, massa kemudian membakar bangunan kayu yang ada.
Sebanyak 11 orang dari pihak penyerang terluka dalam insiden ini. Ada tiga orang terluka tembak. Mereka terpaksa dilumpuhkan polisi karena tak mengindahkan peringatan petugas untuk menghentikan aksi kekerasan.(solihin)