Published On: Rab, Jul 8th, 2015

Persatuan Ojek Kalibata City: GO-Jek ‘Ngeyel’, Pasti Ada Benturan !

Share This
Tags
Spanduk larangan untuk Go-jek di Kalibata (foto:ridwan)

Spanduk larangan untuk Go-jek di Kalibata (foto:ridwan)

Jakarta,IJN.CO.ID – Persatuan Ojek Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan melarang Go-Jek dan GrabBike masuk dalam kawasan apartemen tersebut. Di samping merusak pendapatan, keberadaan Gojek dinilai tidak beretika.

“Bayangin aja, mereka masuk ke pangkalan orang tanpa permisi. Kemudian ngambil penumpang kita. Ibarat masuk ke rumah orang, tanpa ngetuk pintu, terus ngambil makanan yang ada di dalam rumah, siapa yang enggak marah,” kata Adi (32) kepada Inti jaya news, Rabu (8/2015).

Pria yang akrab disapa Bodong ini mengaku tak takut kehilangan rezeki. Sebab, dia masih meyakini bahwa rezeki sudah diatur oleh Tuhan yang Maha Esa. Akan tetapi, ia tidak menyukai Go-Jek lantaran tidak beretika dan merusak harga pasar tukang ojek pangkalan.

“Misalkan dari Kalibata City ke Pasar Minggu, ongkosnya Rp20 ribu. Tapi Go-Jek malah ngasih harga Rp15 ribu. Kan ini namanya, jatuhin harga,” ujar Bodong.

Bodong juga tidak tertarik bergabung dengan Go-Jek lantaran banyak aturan yang harus ia ikuti. Ia tak tergiur iming-iming pendapatan fantastis. Ia tetap ingin menjadi ojek pangkalan seperti yang telah dilakoninya empat tahun terakhir.

“Kayaknya kita diatur ketat, kalau bergabung dengan Go-Jek,” ungkap dia.

Bodong mengimbau para driver Go-Jek tidak lagi masuk mengambil penumpang dari Kalibata City. Tapi, ia tak mempermasalahkan jika Go-Jek hanya mengantar dari luar ke Kalibata City.

“Kalau tetap ngeyel, pasti ada benturan atau gesekan,” tukas Bodong.

Seperti diketahui, Persatuan Ojek Kalibata City memasang sejumlah plang atau spanduk yang berisikan larangan untuk Go-Jek dan grab Bike mengambil penumpang di sekitar lokasi. Setidaknya dari empat pintu masuk yang ada, masing-masing pintu dijaga oleh rata-rata 20 hingga 60 orang tukang ojek. (Ridwan)