Published On: Jum, Sep 11th, 2015

Peringatan Tragedi 9/11Dihiasi Pelangi

Share This
Tags
(foto:NBC News)

(foto:NBC News)

NEW YORK,IJN.CO.ID – Warga Amerika Serikat (AS) akan memperingati 14 tahun setelah serangan teroris ke Gedung World Trade Center (WTC) di Kota New York.
Netizen di AS diramaikan dengan tersebarnya foto pelangi yang muncul dari gedung menara kembar tersebut menjelang peristiwa yang terkenal dengan sebutan Tragedi 9/11 tersebut.
Seperti diberitakan NBC News, Jumat (11/9/2015), pelangi tersebut muncul pada pukul 08.00 waktu setempat saat kota tersebut turun hujan. Banyak foto dari beberapa angle di-posting pada media sosial mengenai pelangi tersebut.
Namun, hal yang terbaik adalah foto milik Ben Stunner. Foto itu terlihat jelas memperlihatkan seakan pelangi tampak berasal dari Gedung WTC.
Sementara di Washington beberapa anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dipanggil pihak Gedung Putih terkait pengungkapan sebuah dokumen rahasia yang dilakukan dinas rahasia. Dokumen rahasia tersebut ada kaitannya dengan tragedi 9/11.
Gedung Putih telah merilis 28 halaman dokumen rahasia terkait tragedi 9/11. Setelah melihat isi dokumen rahasia tersebut, para anggota Kongres AS berpendapat bahwa 28 halaman dokumen mengacu pada tuduhan keterlibatan para pejabat Arab Saudi dalam tragedi 9/11.
Seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (4/6/2015), para anggota Kongres AS menjelaskan isi 28 halaman dokumen rahasia itu mengacu pada keterlibatan beberapa pejabat Arab Saudi dalam mendanai penyerangan menara kembar World Trade Center pada 11 September 2001.
Mantan Senator Florida, Bob Graham, yang ikut hadir bersama anggota Kongres AS lainnya mengatakan dokumen yang diklasifikasikan sangat rahasia itu harus dibeberkan kepada warga AS. Namun, publik AS mungkin akan marah jika mereka tahu tentang kebenaran tersebut.
“Jika warga AS tahu tentang kebenaran tersebut, saya yakin akan ada kemarahan besar-besaran. Karena, publik AS tahu selama ini Arab Saudi merupakan sekutu kami, dan dokumen rahasia itu akan merubah segalanya,” ujar Graham.(NBC News/oz/ijn)