Peran Media Dalam Mencegah Terorisme
JAKARTA, IJN.CO.ID – Dialog Publik yang mengambil tema “Peran Media Dalam Mencegah Teroris di DKI Jakarta” digelar Selasa(7/7/2015). Menurut Ketua Panitia Agus Riyanto, acara tersebut dilaksanakan oleh masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi DKI JAKARTA di bawah kordinasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Acara ini berisi dialog interaktif mencegah pengaruh paham radikalisme terorisme di media massa. Acara yang digelar sejak siang hari hingga saat berbuka puasa ini dihadiri oleh para anggota IPJI dan Awak Media.
Acara yang digelar di Hall of Blessing, ITC Cempaka Mas ini berisi tiga sesi. Tema utama dua sessi pertama tersebut adalah peran media massa dalam mencegah bahaya terorisme. Dalam hal ini media massa memiliki peran yang sangat penting untuk melakukan peran positif di tengah masyarakat. Apalagi di masa sekarang ini media massa, khususnya yang bersifat online dan media sosial, menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
Di sesi pertama, materi yang disampaikan adalah tentang radikalisme terorisme di Indonesia khususnya DKI Jakarta. Untuk materi tersebut, Nezar Patria menguraikan tentang peta radikalisme di DKI Jakarta yang mana Jakarta adalah pusat pemerintahan Negara. Dalam kesimpulannya beliau menyebut bahwa sesungguhnya dan secara umumnya di Indonesia, kita tidak memiliki akar genetik dan historis radikalisme dalam sejarah Indonesia. Justru keberagamaan di Indonesia yang dipraktekan dalam kehidupan masyarakat adalah keberagamaan yang santun dan damai.
Sementara pembicara kedua yang berasal dari Peneliti UN Dr Asep Supena dan Peneliti Unas DR Firdaus Syam menegaskan peran media massa dan kode etik jurnalistik dalam hal peliputan terorisme. Kode etik yang dijelaskan sesungguhnya telah termaktub dalam Peraturan Dewan Pers No. 1 tahun 2015. Salah satu yang menarik dalam peraturan tersebut, jurnalis dilarang untuk menampilkan gambar-gambar yang dianggap dapat menimbulkan legitimasi, propaganda, dan kampanye terorisme. Selain itu, gambar juga tidak boleh menimbulkan kengerian dan traumatik kepada publik.
Pelaksanaan kegiatan ini disambut antusias oleh peserta dan rekan media. Mereka sepakat sepaham untuk mencegah bahaya masuknya pengaruh paham radikalisme terorisme di DKI Jakarta khususnya di dunia maya dan media massa. Antusiasme peserta sangat terlihat dalam sesi diskusi dimana semangat pencegahan terorisme terlihat sangat kental.
Sesi ketiga dilanjutkan oleh seorang Motivator Ir Hamry Gusman Zakaria penulis buku berjudul 7 Mukjizat Financial yang menjadi best seller. Sessi ini sangat santai dan menyenangkan karena berisi motivasi bagi awak media. Poin Nilai tambah dan Faktor kali membuat para peserta dialog sangat termotivasi untuk menjadi penulis yang memiliki pena yang tajam dan hasil tulisan yang bermanfaat dan membangun. Mari Bersama mencegah terorisme! (Fidel)