Penyedia Jasa Wisata Independen Bersatu Dalam Wadah Koperasi TAMARA
Jakarta, IJN.CO.ID – Industri pariwisata di Indonesia saat ini memasuki era yang cukup menggembirakan. Lebih dari 250 juta orang Indonesia melakukan perjalanan dalam negeri selama setahun terakhir ini dan membukukan perputaran uang sekitar 177 trilyun rupiah. Pesatnya perkembangan industry perjalanan tersebut memicu pula pertumbuhan jasa wisata yang ditawarkan baik oleh individu maupun kelompok. Mereka biasa disebut Trip Operator atau penyedia jasa wisata independen.
Marketplace online www.TripTrus.com mencatat sekitar hampir 400 Trip Operator yang tersebar di seluruh Indonesia. Rata-rata mereka adalah anak-anak muda yang juga menyukai perjalanan dan petualangan. Umumnya para trip operator menjajakan paket wisatanya lewat online (website) dan media sosial. Penjualan paketnya pun dikemas dengan berbagai model perjalanan meski di dominasi oleh gaya perjalanan ‘ransel’ (budget concern).
Tiap pekannya, sekitar 3000 orang melakukan reservasi dan perjalanan wisata melalui TripTrus.com. “Berpijak dari situ, kami di TripTrus melihat potensi yang luar biasa jika para Trip Operator ini dihimpun dalam satu wadah, yang bukan saja baik dari sisi ekonomi tapi juga dalam hal lain seperti komitmen pada konservasi alam, melestarikan budaya lokal, dan lain-lain,” ujar Brahmantya Sakti, pendiri TripTrus.
Maka, lanjut Brahmantya, sejumlah Trip Operator di Jabodetabek, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah bersepakat mendirikan koperasi sebagai wadah berhimpun yang legal dan diharapkan bisa mendorong industri pariwisata Nusantara lebih maju lagi. Koperasi Jasa Wisata Mandiri Nusantara disingkat Koperasi Tamara telah berhasil melaksanakan Rapat Anggota yang pertama pada 8 Mei 2015 di Jakarta.
Jauh hari sebelum rapat anggota dilaksanakan, pihak Kementerian Pariwisata RI dan Kementerian Koperasi dan UKM RI telah dihubungi bahkan memberikan dukungan sepenuhnya. Begitu pula dengan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI periode 2009-2014 Sapta Nirwandar yang menyanggupi untuk duduk sebagai Dewan Penasehat koperasi Tamara.
Sapta menandaskan bahwa pendirian koperasi independen tingkat nasional ini merupakan sebuah keunikan yang harus didukung sepenuhnya oleh banyak pihak. “Sebab ketika yang lain berlomba membuat jenis badan usaha lain, anak-anak muda yang menjadi Trip Operator itu malah mendirikan koperasi. Ini luar biasa menggembirakan bagi pertumbuhan ekonomi kita, sebab kita tahu koperasi adalah soko guru perekonomian Indonesia. Pariwisata saat ini sudah menjadi kebutuhan semua lapisan masyarakat, jadi koperasi wisata inilah yang memang kita butuhkan untuk menstimulus perekonomian Indonesia,” papar doktor lulusan sebuah universitas ternama di Perancis ini.
Ketua Pengurus Koperasi Tamara, Muhammad Adly Kafadzna, berharap dalam waktu singkat ada sejumlah program kerja yang bisa dilaksanakan dan menjadi bukti bahwa lewat koperasi industri pariwisata Nusantara bisa berkembang ke arah yang lebih baik, bertanggungjawab dan berkelanjutan. “Mudah-mudahan saja makin banyak yang tertarik jadi anggota sehingga bisa menambah modal kerja koperasi,” tutur pemilik perusahaan trip operator Raja Wisata. “Lewat koperasi ini kami berharap para anggota tidak hanya sekadar berkolaborasi dalam memasarkan paket wisata domestik, namun juga memicu pertumbuhan pariwisata lokal.”(fidel)