Pemenggal Sadis di Perancis Ternyata Anggota ISIS
Perancis,IJN.CO.ID – Tersangka pemenggalan, Yassin Salhi (35), mengatakan aksinya murni berlatar belakang masalah pribadi karena pernah ditegur setelah melakukan kesalahan dalam pekerjaan.Namun Tim penyidik kepolisian Perancis mengungkap hubungan antara Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan tersangka pemenggalan di sebuah perusahaan gas di wilayah timur negeri itu. Demikian seorang jaksa menjelaskan, Selasa (30/6/2015).
Yassin ditangkap pasukan pemadam kebakaran di salah satu gudang Air Products, nama perusahaan gas itu. Menurut Mollins, saat ditangkap Salhi sempat mengaku tak ingat apakah dia telah melakukan pemenggalan atau mengirimkan sejumlah foto.
Mollins mengatakan, dengan bersenjatakan parang dan pistol, Yassin kemudian membuat atasannya masuk ke dalam minibus yang dibawanya. Di dalam mobil itu, Yassin memukul atasannya hingga pingsan sebelum kemudian mencekiknya.
Lalu sekitar 500 meter sebelum dia tiba di perusahaan gas itu, Yassin memenggal atasannya. Dia lalu mengambil selfie dirinya memegang kepala bosnya yang sudah terpenggal lalu mengirimkan foto itu ke temannya di Suriah.
Satu foto yang dikirimnya adalah foto selfie sedangkan beberapa foto lainnya termasuk foto kepala sang atasan yang sudah terpenggal “ditempelkan” lagi ke tubuhnya seperti yang dikutip kantor berita AFP.
Kemudian Yassin, sopir truk dengan latar belakang radikal pada 2003, menabrakkan mobilnya ke sebuah tempat penyimpanan tabung-tabung gas yang mudah meledak.
Dalam pemeriksaan telepon milik Yassin, diketahui sang kawan bernama Sebastien Younes mengatakan dia sudah menyampaikan foto-foto kiriman Yassin kepada seorang petinggi ISIS. Younes sendiri sudah berada di Suriah sejak November tahun lalu.
“Yassin Salhi memenggal korbannya sebelum menggantung kepala korbannya di pagar perusahaan sebagai upaya untuk memberikan publisitas maksimum atas aksinya. Itulah pengakuannya dalam pemeriksaan,” ujar Mollins.
“Aksinya merupakan cara-cara khas propaganda ISIS yang menyerukan serangan teror di Perancis dan secara khusus memenggal kepala orang kafir,” tambah Mollins.(AFP/IJN)