Published On: Sen, Des 21st, 2015

Pariwisata Jakarta Pusat Adakan Kegiatan Penangulangan HIV/AIDS

Share This
Tags
(foto:ilustrasi/ist)

(foto:ilustrasi/ist)

Jakarta IJN.CO.ID-Data epidemiologis menunjukkan bahwa penularan HIV di Indonesia sejak tahun 1995 semakin memprihatinkan. Kenaikan jumlah kasus baru dari mereka yang tertular HIV meningkat sangat tajam.

Prevalensi HIV pada darah donor terjadi peningkatan 8 kali sejak tahun 1995, sedangkan di beberapa daerah prevalensi HIV positif dikalangan pekerja seks meningkat sampai mendekati 5 %.

Tingkat epidemi HIV di Indonesia mengarah pada katagori epidemi terkonsentrasi seperti di Propinsi Riau, Papua, DKI Jakarta dan Bali. Sampai tahun 2002 telah 29 propinsi yang melaporkan adanya kasus HIV di daerahnya.

Penyebaran HIV/AIDS bukan semata-mata masalah kesehatan tetapi mempunyai implikasi politik, ekonomi, sosial, etis, agama dan hukum bahkan dampak secara nyata, cepat atau lambat, menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Hal ini mengancam upaya bangsa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Berbagai upaya telah dijalankan untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan keluarganya, namun hal ini masih terus berlangsung. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan peningkatan pemahaman mengenai HIV/AIDS dikalangan masyarakat termasuk mereka yang bekerja di unit-unit pelayanan kesehatan.

Peran dan tanggung jawab berbagai pihak terkait dikemukakan dengan jelas yang antara lain mencerminkan peran yang besar dari penyelenggara di daerah, termasuk DPR dan DPRD, lembaga non pemerintah termasuk LSM dan swasta/dunia usaha.

Melihat hal tersebut maka Lingkungan Industri Pariwisata Kota Jakarta Adminstrasi  Jakarta Pusat melakukan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS terhadap 60 orang pelaku industri pariwisata di 8 kecamatan.

Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini untuk memperluas wawasan dan pemahaman serta pengetahuan tentang Penanggulangan HIV/AIDS yang berkaitan dengan sumber daya manusia pada sector Pariwisata Jakarta Pusat serta juga terjalinnya persepsi yang sama antara pemerintah dan pengusaha industri pariwisata khususnya di Jakarta Pusat dan umumnya di Indonesia.(Solihin)