Published On: Jum, Okt 27th, 2017

Pakar Kesehatan Militer dan Sipil Bahas Kerja Sama Darurat Keamanan Global

Share This
Tags
(foto:Ist)

(foto:Ist)

JAKARTA,IJN.CO.ID – Para Pakar Kesehatan Militer dan Sipil beberapa negara yang mengikuti Konferensi Internasional Kesehatan dan Table Top exercise on Global Health Security (TTX GHS) tahun 2017, menggelar diskusi membahas pentingnya kerja sama antara militer dan sipil dalam rangka menghadapi darurat keamanan kesehatan global, bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2017).

Kegiatan Konferensi Internasional Kesehatan tahun 2017 yang diketuai Mayjen TNI Dr. dr Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI sebagai Ketua Organisasi International Committee Military Medicine (ICMM) yang sehari-hari menjabat Kepala RSPAD Gatot Soebroto, dibagi menjadi tiga sesi diskusi.

Sesi pertama tentang Preparing For and Managing Global Outbreaks/Events Including Those Naturally Occurring, mendiskusikan dan berbagi pengalaman mengenai keberhasilan negara-negara yang menjalankan kolaborasi antara kesehatan sipil dan militer, diantaranya Portugal, Tunisia, Ghana, Finlandia dan Bangladesh.

Pada sesi kedua adalah diskusi mengenai Table Top Exercise On Natural Events. Pada sesi ini membahas dan mendiskusikan bagaimana mengidentifikasikan kolaborasi antara kesehatan sipil dan militer pada suatu negara dilihat dari kesiapan dan respon dalam menghadapi kondisi darurat serta mempelajari pada wabah atau kejadian luar biasa.

Sementara itu, pada sesi diskusi ketiga mengenai P riority Actions Of Engagement and Potential Collaborations Between Public Health and Military Services In The Case Of Natural Events.  Diskusi ini mengulas mengenai kesempatan yang dimiliki suatu negara dan para pemangku kepentingan untuk merancang bagaimana mereka bisa berkontribusi secara efektif guna kesiapan dan respon dalam menghadapi kondisi darurat.

(foto;Ist)

(foto;Ist)

Kegiatan Konferensi Internasional Kesehatan dan (TTX GHS) tahun 2017, diselenggarakan atas inisiatif Pemerintah RI dan didukung sepenuhnya oleh World Health Organization (WHO) serta dipercayakan kepada TNI diikuti 124 peserta, terdiri dari 67 personel TNI sebagai observerdan 57 peserta  dari 50 negara. Pelaksanaannya berjalan selama empat hari (23 s.d. 26 Oktober 2017) di Jakarta, Indonesia, mengambil tema Managing Future Global Public Health Risk by Strengthening Collaboration Between Civilians and Military Health Services.

Tujuan diadakannya konferensi  kesehatan ini adalah dalam rangka memperbaiki pemahaman dan mengidentifikasi area untuk melakukan kolaborasi antara sektor kesehatan masyarakat dan militer, untuk bersama-sama mempersiapkan diri dalam penanganan keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Sedangkan sasarannya adalah mengklarifikasi peran dan tanggung jawab antara sektor kesehatan masyarakat dan militer dalam kondisi yang alami dan disengaja;menyadari pentingnya mekanisme koordinasi yang kuat antara sektor kesehatan masyarakat dan militer; memeriksa area untuk kolaborasi dalam kesiapsiagaan dan respons darurat; dan mengidentifikasi mekanisme dalam berkomunikasi dan mekanisme dalam berbagi informasi.(PuspenTNI/fidel)