Published On: Sen, Nov 23rd, 2015

Oposisi Perancis Ingin Teroris Dihukum Mati Guillotine

Share This
Tags
(ilustrasi/foto:Ist)

(ilustrasi/foto:Ist)

PARIS,IJN.CO.ID — Jean Marie Le Pen, pendiri sayap kanan Front Nasional Prancis, mendesak pemerintah memperkenalkan kembali hukuman penggal kepala untuk mengobati luka warga Paris yang menjadi korban serangan teroris.
“Kita harus mengembalikan hukuman mati bagi teroris, dengan cara pemenggalan kepala,” kata Le Pen dalam konferensi pers di Saint Cloud, pinggiran Paris.
Sebanyak 130 orang terbunuh dalam serangan di enam lokasi di Paris, 13 November lalu. Polisi Prancis, Belgia, dan Turki, dikabarkan menangkap orang-orang yang terkait serangan mematikan itu.
Menurut Le Pen, hukuman yang pantas bagi orang yang terkait Serangan Paris adalah mati dengan cara penggal kepala.
Guillotine digunakan kali pertama tahun 1210. Prancis menghapus hukuman mati tahun 1981.
Tiga orang terakhir yang mati di guillotine adalah pembunuh anak-anak Christian Ranucci, di Marseille, 28 Juli 1976, Jrme Carrein pada 23 Juli 1977 di Douai, dan Hamida Djandoubi pada 10 September 1977 di Marseille.
Menurut Le Pen, guillotine pantas diberikan kepada Hauchard Maxime — jihadis Prancis yang memenggal tentara Suriah di Timur Tengah.Marine Le Pen, putri Jean Marie Le Pen, mengatakan akan mengadakan referendum hukuman mati jika dia terpilih sebagai anggota parlemen tahun 2017. Ini bertentangan dengan keputusan Uni Eropa, yang mengharamkan hukuman mati diberlakukan di negara anggotanya.(sumber:inilah.com)