NATO Siapkan 3.600 Tentara, Rusia: AS Membuka Pintu Perang Dunia lll
Jakarta,IntiJayaNews.com – Ribuan tentara NATO kini bersiaga di “halaman belakang” Rusia. Ini terkait latihan artileri berskala besar di Arktik Finlandia bulan ini.
AFP menulis sekitar 3.600 tentara dari Amerika Serikat (AS), Swedia, Inggris, Prancis, dan anggota NATO lainnya akan melakukan latihan tembak langsung sepanjang November di daerah perbukitan Rovajarvi yang bersalju. Ini merupakan bagian dari latihan artileri NATO terbesar yang pernah diadakan di Eropa, yang dijuluki Dynamic Front 25, mencakup latihan di Estonia, Jerman, Rumania, dan Polandia yang melibatkan total sekitar 5.000 tentara.
Direktur latihan Dynamic Front 25 di Finlandia, Kolonel Janne Makitalo, mengatakan tujuan utamanya adalah untuk melatih dan mengembangkan interoperabilitas dalam unit artileri aliansi. Termasuk mempersiapkan pasukan untuk kondisi Arktik yang keras, setelah Norwegia, Swedia, dan Finlandia semuanya menjadi anggota NATO.
“Tentu saja ini mengirimkan pesan bahwa kami dapat berlatih bersama dan kami sedang mengembangkan aset kami,” katanya kepada wartawan, dikutip Rabu (20/11/2024).
“Artileri pada dasarnya adalah raja dan ratu medan perang, seperti yang telah kita lihat dari pengalaman pertempuran di Ukraina,” kata Makitalo.
Ia menepis anggapan bahwa NATO dapat memprovokasi Moskow. Apalagi dengan memamerkan kekuatan militernya di halaman belakang Rusia.
“Ini bukan semacam unjuk kekuatan,” tegasnya menambahkan bergabungnya Finlandia dengan NATO membawa 280.000 tentara ke sisi utara aliansi.
Sementara itu seorang peneliti di Institut Urusan Internasional Finlandia, Joel Linnainmaki, mengatakan latihan tempur besar-besaran tersebut harus ditafsirkan sebagai pesan kepada Rusia. Finlandia sendiri hanya berada sejauh 1.340 kilometer (km) dari Kremlin.
“Latihan NATO ini semakin dimaksudkan untuk menunjukkan kepada negara lain, dalam hal ini khususnya Rusia tentunya, bahwa aliansi itu bersatu dan mampu membela anggotanya,” katanya.
Latihan perang ini terjadi di tengah-tengah makin panasnya perang Rusia dan Ukraina. Kini perang kedua mantan Uni Soviet itu dikhawatirkan tereskalasi menjadi peperangan baru yang lebih besar, melibatkan Barat termasuk NATO.
Ini setelah Ukraina diberi izin oleh AS menggunakan Army Tactical Missile System (ATACMS) milik Washington. Selasa, Kyiv menyerang beberapa kota Kremlin di 1.000 hari perang yang dimulai sejak 2022 itu.
Rusia mengatakan pasukannya menembak jatuh lima dari enam rudal yang ditembakkan ke fasilitas militer di wilayah Bryansk. Puing-puing salah satu rudal mengenai fasilitas tersebut, memicu kebakaran, meski beruntung tidak menimbulkan korban atau kerusakan.
“Militer Ukraina telah meluncurkan beberapa rudal ATACMS buatan AS ke Wilayah Bryansk Rusia, beberapa di antaranya telah dicegat,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dilaporkan juga oleh laman Prancis, AFP.
Menteri Luar Negeri, Sergey Lavrov menyebut Barat memang ingin meningkatkan konflik. Ini ditegaskannya di sela-sela konferensi pers KTT G20 di Brasil, Selasa.
“Fakta bahwa ATACMS digunakan berulang kali malam ini di wilayah Bryansk (Rusia), tentu saja, merupakan sinyal bahwa mereka (di Barat) yang menginginkan peningkatan (perang),” kata Lavrov menurut laporan Tass, dikutip CNBC International.
“Dan tanpa Amerika, mustahil untuk menggunakan rudal berteknologi tinggi ini,” tambahnya.
Anggota parlemen Rusia Maria Butina secara keras menegaskan izin AS membuka pintu perang dunia 3 (PD 3) terjadi. Perang itu, tegasnya, tak akan menguntungkan siapapun.
“Orang-orang ini, pemerintahan Biden, mencoba meningkatkan situasi secara maksimal selagi mereka masih berkuasa dan masih menjabat,” kata Butina.
“Mereka benar-benar mempertaruhkan dimulainya Perang Dunia Ketiga (PD-3) yang tidak menguntungkan siapa pun,” tegasnya.
ATACMS dibuat Lockheed Martin Corporation dan dikembangkan sejak perang dingin. Senjata itu mampu mencapai target hingga 300 kilometer (km) dan dilengkapi hulu ledak kelas WDU-18 seberat 226 kilogram.
Sumber: cnbc/jef