Menteri Pariwisata Arief Yahya: Lombok Harus Memiliki Bursa Wisata Halal
LOMBOK,IJN.CO.ID –Menteri Pariwisata Arief Yahya ‘blusukan’ di ground breaking Pullman Hotel, Lee’s Mandalika dan Club Med di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika Lombok, 11 Desember 2015 lalu, sangat efektif. Pelaku dan industri pariwisata sempat berdialog khusus di Hotel DPraya, Jalan Raya Penujak, Praya Barat, Lombok Tengah, lima menit dari Bandara International Lombok (BIL).
Sembilan ramuan yang akan dijadikan “bumbu” untuk menggempur Lombok agar lebih terasa “pedas” sebagai Halal Destination, Halal Tourism, Family & Moslem Friendly.“Pertama, dari sisi destinasi menggarap lighting masjid-masjid dan icon Lombok Islamic Center, agar malam harinya tidak saja menyala terang, tetapi juga punya nilal artistik, arsitekturnya lebih indah, dan penuh pesona. Orang bilang Lombok itu Kota Sejuta Masjid, banyak, besar-besar, bagus-bagus, tetapi lightingnya belum tergarap dengan sudut pandang sekolahan. Itu akan menambah atraksi Lombok,” kata Menpar Arief Yahya.
Malam hari di Lombok, akan menemukan sensasi baru yang khas, tidak ada di seluruh dunia, bahkan di Jazirah Arab sekalipun. Atraksi lampu yang menyorot sisi-sisi tampak luar masjid itu sendiri sudah akan heboh, jika dieksplorasi. “Contohnya Masjid Nabawi di Madinah, lightingnya memberi kesan megah, gagah, dimensinya detail, cantik, sarat dengan sentuhan seni. Menara-menaranya, seperti menusuk langit dengan background gelap,” jelasnya.
Kedua, Lombok sendiri harus punya bursa ketemu buyer dan seller dalam kemasan International Halal Travel Mart di 2016. Undang tour and travel dari Singapore, Malaysia, Arab Saudi, UAE, Qatar, Mesir, India, bekas Uni Soviet di Selatan, termasuk China yang juga punya penduduk muslim.
“Singapore saja punya kok? Bursa pariwisata halal? Lombok juga harus punya,” ungkap Arief.
Ketiga, jadikan Ampenan sebagai kawasan café, restoran dan entertainment halal, di desain yang bagus, kelas menengah atas, dibuatkan jalur pedestrian buat berjalan kaki yang longgar, da nada pusat souvenir khas Lombok.
Biar benchmarkingnya mudah, lihat saja apa yang dilakukan Malaysia dengan Bukit Bintang. Di kota, tempat minum kopi, mencicipi teh, minuman segar lain, makanan, snack, bakar-bakaran bernuansa Arab, apa saja ada di situ.
“Dan, harus buka sampai jam 4 pagi, mengikuti ritme orang Arab, karena siang panas, mereka beraktivitas di malam hari,” katanya lagi. Meng Ampenan? Sebuah kecamatan Kota Mataram, NTB, pilihan untuk membangun sentra tempat nongkrong bule Arab dan wismus (wisatawan muslim)? Kawasan itu, penuh sejarah, dulunya pusat kota di Pulau Lombok, sebelum dipindahkan aktivitas perkotaannya di Mataram.
Sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok (antara Lombok dan Bali). Ampenan adalah kota tua atau heritage, dulu pelabuhan utama Lombok. Ada Kampung Tionghoa, Kampung Bugis, Kampung Melayu, Kampung Banjar, Kampung Arab, Kampung Bali dan lainnya. Warganya heterogen, multikultur dan rukun.
Keempat, dia setuju untuk segera melobi Silk Air dan anak perusahaannya, Scoot Air yang beropersi di segmen LCC (lowcost carrier). Juga melobi Air Asia, Jetstar, dan semua penerbangan yang memiliki LCC dan menggarap pasar ke Lombok BIL.
Wapres Jusuf Kalla sudah menjanjikan untuk perpanjangan landasan hingga 3.200 meter di BIL, dan itu
berarti akan ada TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi) Masuk via BIL. “Maka aksesibilitas yang besar ini bisa didarati Boing 777 berbadan lebar, dengan kapasitas angkut yang lebih banyak,” kata dia.
Kelima, Arief Yahya setuju 1000% dengan usulan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi, soal signed atau papan petunjuk publik yang berhuruf dan bahasa Arab. Sekaligus menempel stiker halal di banyak restoran, café, di tempat publik, seperti bandara, mal, pantai, dan objek keramaian lainnya.
Kasidpar NTB Lalu Faozal langsung melaporkan, bahwa di Bandara, 18 café, resto dan lounge sudah ditempel label halal. “Perbanyak, termasuk resto di Hotel yang sejak dulu memang sudah halal,” kata dia.
Keenam, Festival Tambora Menyapa Dunia dan balap sepeda Tour de Sumbawa dilanjutkan tahun 2016. Kalau yang satu ini, harus konsisten, karena sudah menjadi agenda tahunan, dan Presiden Jokowi juga sudah hadir tahun 2015 ini.
“Branding event itu sudah tertanam, jadi tidak boleh putus, harus terus dikembangkan, dan ditambah kreasi barunya,” paparnya.
Ketujuh, lanjut Arief, dari sisi SDM dan Kelembagaan, programkan training bahasa Arab pada tour guide atau pramuwisata yang ada di Lombok. Ambil anak-anak dari Lombok,cari guru-gurunya juga pesantren-pesantren di NTB, yang dikenal mahir berbahasa Arab. Termasuk juga training bahasa Mandarin, karena turis China juga pasti akan lebih banyak lagi. “Pak Gubernur NTB saja lulusan Kairo dan pintar berbahasa Arab, pasti ada banyak yang bisa dididik dengan cepat,” kata dia.
Kedelapan, bangun, rawat, dan perbaiki destinasi di lereng gunung Rinjani atau tempat yang dingin, suasana hijau pepohonan, dan sering hujan. Turis Arab itu ingin melihat hujan, merasakan air turun dari langit, udara sejuk dan pemandangan hijau yang menyejukkan mata. Lombok banyak air terjun, di lereng bukit, yang harus ada salah satu yang terkuat dan bagus. “Termasuk semua fasilitas publiknya, seperti toilet, jalan, tangga, kebersihan, keamanan di sana,” paparnya.
Kesembilan, Arief Yahya setuju usulan terkait dengan SDM, agar para pramuwisata atau tour guide dibuatkan koperasi.Agar mereka bisa kompak, punya tanggung jawab, merasa memiliki dan menyadari bahwa sandaran hidupnya ada di pariwisata, maka di situlah harus dijadikan lahan yang sustainable. “Tunjuk beberapa tokohnya, kirim ke Sanur, Bali, belajar komperasi di sana. Mandeh Sumatera Barat juga sudah belajar di sana. Bagaimana manajemen yang baik, tidak
ada yang berantem antarbanjar,” kata Arief Yahya.(jef/IJN)