Membangun Sikap Beragama Dalam Perspektif Indonesia
Jakarta IJN.CO.ID- Jika kita mengkaji tentang hakikat agama atau secara khusus diinul Islam, maka sebenarnya tujuan mendasar dari keberadaan agama tersebut adalah memandu manusia baik sebagai individu maupun komunitas sosial untuk dapat menjalankan hidup dengan baik dan benar, sehingga dapat meraih kesejahteraan dan kebahagiaan yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Demikian apa yang tersirat dalam sebuah pemikiran AS,ad Said Ali saat kami bertandang di kediaman beliau baru-baru ini.
Demikian apa yang tersirat dalam sebuah pemikiran AS,ad Said Ali saat kami bertandang di kediaman beliau baru-baru ini.
AS,ad Said Ali mengutarakan bahwa di Indonesia yang Nusantara, sekarang ini agama dalam perspektif ke-Indonesiaan sarat dengan muatan ajaran,ritual dan nilai-nilai kehidupan, yang harus menjadi patron umat manusia. “Terkait dengan permasalahan agama di bagian belahan dunia lain, ada beberapa sikap dalam perspektif sosiologis, seperti ada yang memandang sebatas sebagai kepercayaan,dan ada juga agama hanya dipandang sebagai pelembagaan dari serangkaian aktifitas ritual dan ibadat yang harus dijalani dan ada juga yang memposisikan agama obyek pengetahuan dan ilmu yang harus dimiliki manusia melalui proses transformasi kognitif belaka, bahkan ada sikap beragama manusia dalam katagori yang cendrung memandang agama sebagai media untuk lari dari permasalahan hidup dan realitas dunia yang destruktif dan penuh hawa nafsu, selanjutnya berikhtiar untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.” Ujar As,Ad Said Ali.
Menanggapi permasalahan yang ada pada masa Indonesia kini, menurutnya dalam paradigma dan pendekatan agama, potret beragama yang ada dimasyarakat, harus dinilai bukan sebagai sesuatu yang telah jadi atau state of being, tetapi realitas tersebut harus dinilai sebagai sesuatu yang senantiasa berproses atau state of becoming. Seperti tambah beliau, sebagaimana dimengerti bahwa kondisi keimanan dan kualitas keberagamaan manusia itu bersifat fluktuatif.
As,ad Said Ali mengatakan jika kita saksikan kondisi umat Islam akhir-akhir ini yang cendrung menyedihkan dan menghawatirkan, mungkin bisa jadi disebabkan oleh sikap beragama kita yang menjadikan Islam hanya sebatas belief, ritual, knowledge atau experience. Untuk itulah kita harus jujur melakukan introspeksi terhadap perlakuan kita kepada Islam dan Negara, sudah kaffah-kah kita atau belum.(Solihin)