Mantan Pemain Persija,Buka Lapak dari Bazar ke Bazar
JAKARTA,IJN.CO.ID – Imbas dari pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi, para pemain harus putar otak untuk bertahan hidup.Seperti bekas pemain di Pusamania Borneo FC dan Persija, Galih Sudaryono. Galih bekerja sebagai operator kereta mini, sebuah mainan anak sejenis odong-odong. Dia membuka lapak dari bazar ke bazar yang sering digelar oleh karang taruna di desanya.
Galih membuka lapak di sebuah bazar yang ada di Desa Ngringo, Palur, Karanganyar. Kebetulan bazar itu digelar tidak jauh dari rumahnya. Dengan seperangkat kereta mini yang digerakkan tenaga listrik, dia harus menggaet anak-anak untuk bermain, bersaing dengan aneka wahana permainan lain.
Bazar di tempat itu hanya berlangsung hingga sepekan mendatang. Selanjutnya, Galih harus mencari informasi mengenai desa lain yang kemungkinan akan menggelar bazar.
Tentunya, penghasilan dari bekerja sebagai operator kereta mini itu tidak sebesar gajinya sebagai pemain bola kelas profesional. “Tarif naik kereta mini ini hanya Rp 5.000 per anak,” katanya. Apalagi dia harus membagi uang yang diperoleh dengan pemilik mainan tersebut.
Galih menceritakan bahwa pekerjaan baru itu diperoleh dari seorang kawan dekat. “Dia merasa prihatin dengan berhentinya kompetisi sepak bola,” ujarnya. Padahal kawannya itu tahu bahwa Galih dan keluarganya hanya mengandalkan penghasilan dari bermain sepak bola untuk menopang hidup.
Alhasil, kawannya yang merupakan pengusaha mainan anak itu meminjamkan seperangkat kereta mini untuknya. “Terserah saya mau setor berapa, dia tidak menentukan,” tuturnya. Pertolongan kawan baik itu membuat dapurnya bisa kembali berasap.
“Saya tidak pernah malu melakoni pekerjaan ini,” ucapnya. Apalagi penghasilan dari permainan itu juga sudah mampu untuk diandalkan mencukupi kebutuhan keluarganya. “Sembari mengisi waktu dalam menunggu kompetisi dimulai lagi,” kata pria yang pernah menjadi kiper Persija tersebut seperti dikutip dari Tempo.com (*/IJN)