Komjen Polisi Budi Waseso: “Anjing Menggonggong… Kafilah Berlalu”
JAKARTA,IJN.CO.ID – Sejak menjabat Kabareskrim 16 Januari 2015, nama Komisari Besar (Komjen) Polisi Budi Waseso (Buwas) tak putus menjadi pemberitaan di media. Pekan ini Buwas kembali menjadi perbicangan hangat isu pencopotannya berkaitan dengan penanganan dua kasus yang belakangan diungkap, yakni kasus dugaan korupsi Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dan corporate social responsibility (CSR) Pertamina Foundation.
Menurut Budi Waseso, kariernya sebagai jenderal hanya keberuntungan saja. “Sudah saya sampaikan ke Kapolri dan Presiden, satu hari menjadi Kabareskrim kalau tidak cocok, copot saya saja,” kata Budi Waseso saat sambutan acara Prakarsa Anak Bhayangkara di Graha Purna Wira Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Juni 2015 lalu.
Meski telah menjabat sebagai orang pertama di Bareskrim, Budi Waseso tak merasa hebat. Budi Waseso menyatakan hanya berkomitmen menjalankan tugas dan membela institusi Polri. “Karena saya dan keluarga saya dibesarkan dari beras Polri,” ujar Budi Waseso.
Saat ini, Budi Waseso merasa ada sejumlah pihak yang sengaja ingin menjatuhkannya dari jabatan Kabareskrim. Misalnya seperti mengaitkan hubungannya dengan Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Budi Gunawan.
Budi Gunawan pernah gagal menjadi Kapolri lantaran ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dan gratifikasi. Budi Waseso menegaskan tidak ada maksud untuk membela perorangan di Polri.
“Ini salah satu upaya untuk menjatuhkan saya. Padahal, saya membela Polri, bukan perseorangan.”
Selain itu, banyak pihak yang mempermasalahkan harta kekayaannya yang tak kunjung dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Pernyataannya beberapa waktu lalu, kata Budi Waseso, sempat dipelintir media. Budi Waseso mengaku tak pernah menyatakan tidak mau melaporkan hartanya.
Meski merasa banyak dikabarkan dalam pemberitaan miring, dia berujar, tak akan gentar menghadapi upaya-upaya penjegalannya. “Itu semua fitnah, hanya untuk menzolimi saya. Saya tidak akan gentar. Anjing menggonggong, kafilah berlalu,” tutur Budi Waseso.
Bagaimana mutasi dirinya ke BNN ?”Kalau prajurit tidak perlu ditanya kenapa harus diganti. Itu kan tugas, itu amanah, ibadah, dan harus dilaksanakan sebaik mungkin,” kata pria yang akrab disapa Buwas itu di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (3/9/2015) malam.
Ia melanjutkan, setiap keputusan mutasi juga melewati sidang Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti). Dengan begitu, dia tidak sama sekali merasa dikriminalisasi.
“Saya tidak merasa dikriminalisasi. Ini hal wajar. Biasa-biasa saja. Kalau penegakan hukum itu dilaksanakan, pasti ada orang yang terganggu. Siapa yang terganggu? Yang jelas orang-orang yang melakukan pelanggaran hukum. Wajar saja, enggak ada masalah,” beber mantan Kapolda Gorontalo itu.
Ia menyatakan, sampai saat ini belum pernah mendapat intervensi atau apapun penyebutannya terkait kasus yang ditangani Bareskrim Polri. Tapi dia mengaku bisa merasakan banyak orang terganggu dengan sepak terjangnya dalam menegakan hukum.
“Saya kira yang saya katakan bukan intervensi. Tapi ada orang yang merasa terganggu, iya. Ya mungkin orang yang terganggu itu karena yang melakukan pelanggaran hukum,” tutur Buwas.
“Ya, saya tidak tahu (orangnya). Tapi yang jelas, pasti yang merasa terusik dalam penegakan hukum pasti tidak nyaman,” imbuh Buwas.
Bio-data:
Komisaris Jenderal Polisi Drs. Budi Waseso, S.H (lahir di Pati, Jawa Tengah, 19 Februari 1960; umur 55 tahun) adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 16 Januari 2015 menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
Budi, lulusan Akademi Kepolisian (1984) ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri.Budi merupakan menantu mantan Kapolda Bali dan Kapolda Jatim Letnan Jenderal Pol. (Purn.) Pamudji yang terakhir menjabat Deputi Kapolri tahun 1980-an (setara Wakapolri).
• 2009: Kepala Bidang Propam Polda Jateng
• 2010: Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri
• 2012: Kepala Kepolisian Daerah Gorontalo
• 2013: Widyaiswara Utama Sespim Polri
• 2014: Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri
• 2015: Kepala Badan Reserse Kriminal Polri
(berbagai sumber/IJN)