Kerjasama Euro Management dengan Wakil Ketua DPR RI
Jakarta , IJN.CO.ID – Euro Management mendatangi Gedung DPR menemui Wakil Ketua DPR RI Facri Hamzah, dengan beberapa mahasiswa binaan Euro Management membicarakan masalah beasiswa untuk S-1 ke German dan Prancis. Pertemuan dilakdanakan di Operation Room, Gedung Bulat DPR RI Senayan – Jakarta. (8/10).
Bimo Sasongko selaku Direktur Euro Management Sowan Ke DPR RI membicarakan Beasiswa, satu dari tokoh pendidikan yang peduli terhadap nasib anak bangsa. Betapa tidak, di tengah banyaknya negara yang berbondong-bondong mengirimkan tamatan SMA untuk kuliah di luar negeri, justru Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar tertinggal jauh. Tak pelak, Dia pun terpicu mendirikan sebuah lembaga pendidikan untuk pengiriman tamatan SMA keluar Negeri.
Kini dari ide besarnya itu, sebanyak 2.000 tamatan SMA sukses menimba ilmu di negara-negara maju. Seperti apa kiprahnya dan apa obsesinya ke depan. Bimo Sasongko adalah sosok anak bangsa yang kiprahnya pantas diacungi jempol. Dari perjuangannya, lahir ribuan mahasiswa yang sukses menempuh pendidikan S-1 di luar negeri.
” Kami menginginkan DPR RI memfasilitasi anak bangsa yang akan study dan mendapatkan beasiswa ke German dan Perancis mengingat dana untuk pendidikan tidak kecil Rp 39 Trilyun, jadi paling tidak anak bangsa memiliki kepercayaan untung duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan negara lain dan mahir bahasa asing setempat.” ujarnya.
“Sesungguhnya pendidikan adalah hak segala anak bangsa tanpa dikotomi, maka negara memfasilitasi kemudahan pencerdasan kehidupan anak bangsa, mengingat dana untuk pendidikan tidak sedikit. maka kami memohon kepada anggota dewan untuk lebih memperhatikan. ” haràpanya.
Fachri Hamzah selaku Wakil DPR RI mengatakan bahwa,” Negara China presentasi untuk beasiswa paling besar prosentasenya 100% karena negara memfasilitasi, Indonesia paling kecil hanya 5% lantas , ditanggapinya China memiliki presentasi besar untuk alokasi beasiswa pendidikan karena politik Alokasi, jadi biaya sektor mana yang didahulukan dan dialokasikan,” ujarnya.
“Pandangannya untuk sektor tamatan SMA belum bekerja, dan tamatan SMA
biaya lebih murah, kalau S2 dan S3 sudah bekerja sehingga tidak perlu disubsidi lagi. Kalau yang disubsidi birokrasi pejabat dan PNS itu masuk kedalam pengembangan Birokrasi, bukan yang dimaksudkan dan termaktub didalam UU yang termaktub, ” tambahnya.
Dilanjutkan oleh Fachri, “Jadi untuk tingkat SMA harus lebih jor joran untuk dibantu beasiswanya, jadi lebih banyak untuk yang dikirim ke luar negeri. Program Habibie dulu mengirimkan tamatan SMA ke luar negri bagus, efek dominonya ada melahirkan anak bangsa menjadi tingkat menengah dan bermanfaat bagi masyarakat lainnya, “ucapnya.
“Tentunya kalau sudah ada kajiannya dan akurat maka kemudahan akan diberikan, akan diajukan ke komisi terkait untuk disikapi, kedepan apakah nantinya alokasi dana tamatan SMA diberikan lebih besar fasilitas beasiswa ke luar negeri. ” tutup Fachri.
(Diana)