Keluarga Besar Wartawati Nurbaeti Mengutuk:“ Nyawa Dibayar Nyawa”
JAKARTA,IJN.CO.ID – “Perbuatan pelaku sangat kejam dan sadis. Karenanya pelaku harus dihukum seberat-beratnya. Hukum qisas. Jiwa dibayar jiwa, nyawa dengan nyawa,” kata Naharus Rofiq (49),kakak kandung Nur Baety Rofiq (44) alias Beti, wartawati freelance yang ditemukan dibunuh di rumahnya di Perumahan Gaperi RT 1/9, Blok NC 6, Kedung Waringin, Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Menurut Naharus, keluarga besarnya mengutuk keras perbuatan pelaku. Apalagi dari hasil visum dan otopsi diketahui bahwa Beti mendapat luka tusukan 9 kali di tubuhnya serta luka gorokan di leher.
Naharus berharap pelaku nantinya divonis mati oleh pengadilan. “Hukuman mati atau paling ringan penjara seumur hidup,” katanya seperti dikutip dari Tribunnews.
Sementara Hafif, 22 tahun, salah seorang tersangka pembunuh wartawan Nurbaety Rofiq, 44 tahun, mengaku terus dihantui sosok korban yang telah ditikamnya. Kepada penyidik, Hafif yang diselimuti tato di bagian tangannya, mengaku terus dibayangi sosok Nurbaety di rumahnya.
“Satu pelaku terus didatangi sosok Nurbaety. Di pintu rumah dan jendela rumahnya selalu nampak sosok Nurbaety,” kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho, Senin 20 Juli 2015.
Teguh mengatakan, Hafif satu-satunya pelaku yang terus dibayangi sosok korban yang dibunuhnya. Hafif adalah salah satu pelaku utama pembunuhan. Hafif yang melakukan penusukan ke perut dan pinggang Beaty, sapaan akrab Nurbaety.
Namun, D yang menjadi aktor utama yang memulai penganiaya dan memukul korban hingga terjatuh. Hafif karena panik langsung menghujamkan pisau yang dia beli ke korban. “Penyelidikan masih terus dikembangkan. Dugaan awal murni perampokan,” kata Teguh.
Dari hasil visum et repertum Rumah Sakit Polri Kramat Jati terdapat sembilan luka tusukan di perut Beaty. Bahkan, tulang rusuk kiri patah dan ada bekas gorokan di lehernya. “Korban dipastikan dibunuh. Dilihat dari kondisinya korban telah tewas hampir satu bulan, karena mukanya sudah hancur dan dikerubuti belatung,” kata ucapnya pada laman Tempo.co.
Selain itu, dada samping kiri juga ada luka yang terbuka, tulang iga nomor tiga, empat kiri patah dan iga nomor tujuh terpotong rata. Penyebab kematian korban berdasarkan visum, kata Teguh, karena benda tajam, terutama di bagian leher. “Yang menyebabkan kematiannya karena nadi lehernya putus,” ucapnya.(*/IJN)