Published On: Jum, Jun 12th, 2015

Kebutaan Akibat Diabetes

Share This
Tags

image

Jakarta IJN.CO.ID- Retinopati adalah kerusakan jaringan retina baik sementara maupun tetap.Retinopati diabetika merupakan problema yang terbanyak dihadapi diklinik retina sehari-hari, dan merupakan ancaman kebutaan yang selalu harus ditangggulangi.

DIABETES DI INDONESIA

Diabetes mellitus adalah penyakit universal. Tidak ada kelompok masyarakat yang bebas dari penyakit diabetes, yang dapat timbul pada umur muda, dewasa muda dan usia lanjut.

Diabetes yang timbul pada umur muda dibawah 30 tahun , biasanya sangat bergejala, berat badan turun atau tidak bertambah.Keadaan ini terjadi karena tubuh tidak memproduksi insulin, diabetes tipe ini disebut juvenile atau diabetes tipe 1. Gejala yang jelas memudahkan penentuan waktu mulai mengidap(onset).

Tipe lain diabetes melintus adalah yang timbul pada penderita yang berumur diatas 30 tahun. Gejalanya tidak selalu terasa. Salah satu factor penyebabnya adalah produksi insulin yang tidak cukup untuk metabolism tubuh secara normal. Penderita biasanya gemuk dan lemak darah juga agak tinggi.

Karena gejalanya tidak jelas maka waktu mulai terkena diabetes sukar ditentukan, Diabetes tipe ini disebut tipe II.

Prof.Utoyo Sukaton,1989 menyebutkan angka prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 2,3% sampai 6,1% dansebagian besar adalah diabetes tipe II yaitu sekitar 97%.

Dengan pengontrolan diabetes yang bertambah baik, maka dokter spesialis mata di Indonesia mau tidak mau akan berhadapan dengan penderita retinopati yang makin besar jumlahnya.

RETINOPATI DIABETIKA

Retinopati diabetika merupakan salah satu komplikasi diabetes sebagai konsekuensi langsung dari gula darah yang tinggi dalam waktu yang lama. Setiap penderita diabetes dapat mengalami retinopati.Retinopati dimulai dengan gangguan “blood retinal barrier” yang disusul timbulnya mikroaneurisme,pendarahan retina,eksudat lemak, pelebaran vena, pembuluh darah baru intra retinal atau intra retinal microvascular anomaly dan pertumbuhan jaringan jproliferasi serta sembab macula.

Retinopati timbul setelah mengidap diabetes selama 5-10 tahun, bai pada diabetes tipe 1 maupun tipe II.Guna pengumpulan data dan indikasi pengobatan, banyak klasifikasi diajukan, yaitu antara nonproliveratif dan proliferative retinopathy.

Dr Ferdinand Tumewu SpM mengajukan fotokoagulasi dilakukan lebih awal yaitu pada tingkat keparahan sebelum terjadi proliferasi, tingkat preproliferative retinopathy. Tingkat keparahan ini sesuai dengan indikasi fotokoagulasi .

ANCAMAN KEBUTAAN

Gangguan penglihatan dapat disebabkan oeh sembab macula, pendarahan badan kaca, ablasio retina dan glaucoma sekunder. Sembab macula erat hubungannya dengan gangguan penglihatan pada NIDDM. Hal ini dikemukakan oleh dr Ferdinand yang ditekankannya sehubungan dengan penderita NIDDM banyak yang gemuk dan kadar lemak tinggi. Keadaan di atas didasarkan didasarkan pada survey terhadap penderita diabetes bangsa Eropa yang menu makanannya memiliki kadar protein dan lemak yang sangat tinggi. Di Indonesia kita belum mendapat angka yang menyeluruh tentang gangguan penglihatan akibat sembab macula pada penderita diabetes orang pribumi, dimana jumlah kalori makanan sehari-hari tidak sebanyak makanan orang Eropa. Masyarakat Indonesia dengan menunya yang sekarang lebih beruntung karena prevalensi terbanyak adalah NIDDM. Keadaan ini dapat berubah apabila masyarakat Indonesia beralih ke menu barat.

PENANGANAN ANCAMAN KEBUTAAN

– Identifikasi keparahan Retinopati

– Mengontrol gula darah

– Tindakan operasi sesuai keparahan kasus.

Jadi penderita Diabetes di Indonesia cukup banyak yang juga akan mengakibatkan retinopati diabetika. Kontrol gula tidak akan mengurangi resiko kebutaan pada penderita yang telah mengalami retinopati.Setiap dokter spesialis mata harus sudah mengetahui kapan indikasi rujukan . Demikianlah rubric ini disajikan ,semoga bermanfaat bag

Retinopati adalah kerusakan jaringan retina baik sementara maupun tetap.Retinopati diabetika merupakan problema yang terbanyak dihadapi diklinik retina sehari-hari, dan merupakan ancaman kebutaan yang selalu harus ditenggulangi.

DIABETES DI INDONESIA

Diabetes mellitus adalah penyakit universal. Tidak ada kelompok masyarakat yang bebas dari penyakit diabetes, yang dapat timbul pada umur muda, dewasa muda dan usia lanjut.

Diabetes yang timbul pada umur muda dibawah 30 tahun , biasanya sangat bergejala, berat badan turun atau tidak bertambah.Keadaan ini terjadi karena tubuh tidak memproduksi insulin, diabetes tipe ini disebut juvenile atau diabetes tipe 1. Gejala yang jelas memudahkan penentuan waktu mulai mengidap(onset).

Tipe lain diabetes melintus adalah yang timbul pada penderita yang berumur diatas 30 tahun. Gejalanya tidak selalu terasa. Salah satu factor penyebabnya adalah produksi insulin yang tidak cukup untuk metabolism tubuh secara normal. Penderita biasanya gemuk dan lemak darah juga agak tinggi.

Karena gejalanya tidak jelas maka waktu mulai terkena diabetes sukar ditentukan, Diabetes tipe ini disebut tipe II.

Prof.Utoyo Sukaton,1989 menyebutkan angka prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 2,3% sampai 6,1% dansebagian besar adalah diabetes tipe II yaitu sekitar 97%.

Dengan pengontrolan diabetes yang bertambah baik, maka dokter spesialis mata di Indonesia mau tidak mau akan berhadapan dengan penderita retinopati yang makin besar jumlahnya.

RETINOPATI DIABETIKA

Retinopati diabetika merupakan salah satu komplikasi diabetes sebagai konsekuensi langsung dari gula darah yang tinggi dalam waktu yang lama. Setiap penderita diabetes dapat mengalami retinopati.Retinopati dimulai dengan gangguan “blood retinal barrier” yang disusul timbulnya mikroaneurisme,pendarahan retina,eksudat lemak, pelebaran vena, pembuluh darah baru intra retinal atau intra retinal microvascular anomaly dan pertumbuhan jaringan jproliferasi serta sembab macula.

Retinopati timbul setelah mengidap diabetes selama 5-10 tahun, bai pada diabetes tipe 1 maupun tipe II.Guna pengumpulan data dan indikasi pengobatan, banyak klasifikasi diajukan, yaitu antara nonproliveratif dan proliferative retinopathy.

Dr Ferdinand Tumewu SpM mengajukan fotokoagulasi dilakukan lebih awal yaitu pada tingkat keparahan sebelum terjadi proliferasi, tingkat preproliferative retinopathy. Tingkat keparahan ini sesuai dengan indikasi fotokoagulasi .

ANCAMAN KEBUTAAN

Gangguan penglihatan dapat disebabkan oeh sembab macula, pendarahan badan kaca, ablasio retina dan glaucoma sekunder. Sembab macula erat hubungannya dengan gangguan penglihatan pada NIDDM. Hal ini dikemukakan oleh dr Ferdinand yang ditekankannya sehubungan dengan penderita NIDDM banyak yang gemuk dan kadar lemak tinggi. Keadaan di atas didasarkan didasarkan pada survey terhadap penderita diabetes bangsa Eropa yang menu makanannya memiliki kadar protein dan lemak yang sangat tinggi. Di Indonesia kita belum mendapat angka yang menyeluruh tentang gangguan penglihatan akibat sembab macula pada penderita diabetes orang pribumi, dimana jumlah kalori makanan sehari-hari tidak sebanyak makanan orang Eropa. Masyarakat Indonesia dengan menunya yang sekarang lebih beruntung karena prevalensi terbanyak adalah NIDDM. Keadaan ini dapat berubah apabila masyarakat Indonesia beralih ke menu barat.

PENANGANAN ANCAMAN KEBUTAAN

– Identifikasi keparahan Retinopati

– Mengontrol gula darah

– Tindakan operasi sesuai keparahan kasus.

Jadi penderita Diabetes di Indonesia cukup banyak yang juga akan mengakibatkan retinopati diabetika. Kontrol gula tidak akan mengurangi resiko kebutaan pada penderita yang telah mengalami retinopati.Setiap dokter spesialis mata harus sudah mengetahui kapan indikasi rujukan .
Demikianlah rubric ini disajikan ,semoga bermanfaat bagi pembaca.(solihin)