Published On: Ming, Jun 28th, 2015

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Drs. Muhammad Tito Karnavian: “Saya Anak Wartawan…”

Share This
Tags
Dari Kapolda Papua ke Jakarta (foto:Ist)

Dari Kapolda Papua ke Jakarta (foto:Ist)

Jakarta, IJN.CO.ID – Irjen Pol. Drs. Muhammad Tito Karnavian baru saja dilantik menjabat Kapolda Metro Jaya yang baru. Sejak muda ia sudah bertugas di jajaran Polda Metro Jaya. “Saya kan dulu dari Polda Metro. Kawan saya banyak wartawan. Buat saya, wartawan adalah sahabat, saya ini anak wartawan. Bapak saya itu wartawan di Sumatera Ekspress. Jadi saya dibesarkan dan dididik oleh seorang wartawan. Anak wartawan yang sekarang jadi Kapolda Metro Jaya. Sayang Bapak saya tidak bisa ikut menghadiri acara sertijab saya. Sebab beliau sudah tua, umur sudah 80 tahun, dan sudah sulit untuk berjalan,” jelas Tito Karnavian beberapa hari sesudah dilantik.
Irjen. Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D. (lahir di Palembang,Sumatera Selatan, Indonesia, 26 Oktober 1964) adalah seorang perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin Moch Top. Kombes. Pol. Tito Karnavian naik pangkat menjadi Brigjen. Pol. dan naik jabatan menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Tito Karnavian menggantikan Brigjend. Pol.Saud Usman Nasution, yang menjabat Direktur I Keamanan dan Transnasional Bareskrim Mabes Polri.
Sesuai dengan Telegram Rahasia Kapolri tertanggal 3 September 2012, Tito diangkat menjadi Kepala Kepolisian Daerah Papua menggantikan Irjen Pol Bigman Lumban Tobing, sekarang Tito menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.
Latar Belakang
Tito Karnavian mengenyam pendidikan SMA Negeri 2 Palembang. Tito melanjutkan pendidikan Akabri tahun 1987. Tito menyelesaikan pendidikan di Universitas Exeter di Inggris tahun 1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih Strata 1 dalam bidang Police Studies.
Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama beliau bersekolah di Xaverius dan menyam pendidikan di SMA Negeri 2 Palembang. Tatkala duduk di kelas 3, Tito mulai mengikuti ujian perintis. Semua tes yang ia jalani lulus, mulai dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Kedokteran di Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Empat-empatnya ia lulus, tapi yang dipilih Akabri.
Tito melanjutkan pendidikan Akabri tahun 1987. Tito menyelesaikan pendidikan di University of Exeter di Inggris tahun 1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih S-1 dalam bidang Ilmu Kepolisian.
Tito Karnavian juga menyelesaikan pendidikan di Massey University Auckland di Selandia Baru tahun 1998 dalam bidang Strategic Studies, dan mengikuti pendidikan di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, tahun 2008 sebagai kandidat PhD dalam bidang Strategic Studies. Maret 2013 ia menyelesaikan PhDnya dengan nilai excellent.
Karier
Penangkapan Tommy Soeharto
Karier Tito dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang dicapainya. Tahun 2001, Tito yang memimpin Tim Kobra berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra (mantan) Presiden Soeharto. Berkat sukses menangkap Tommy, Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Densus 88
Tahun 2004, ketika Densus 88 Antiteror dibentuk untuk membongkar jaringan terorisme di Indonesia, Tito Karnavian yang saat itu menjabat Ajun Komisaris Besar (AKBP) memimpin tim yang terdiri dari 75 personel. Unit antiteror ini dibentuk oleh Kapolda Metro Jaya (waktu itu) Irjen Firman Gani.
Penangkapan Dr Azhari
Tito juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Densus 88 Antiteror, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Konflik Poso
Densus 88 Antiteror juga berhasil menangkap 19 dari 29 warga Poso yang masuk dalam DPO di Kecamatan Poso Kota, 2 Januari 2007. Tito dan sejumlah perwira Polri lainnya juga sukses membongkar konflik Poso dan meringkus orang-orang yang terlibat di balik konflik tersebut.
Penangkapan Noordin M Top
Terbongkarnya jaringan terorisme di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini, termasuk pengepungan teroris di Solo pada 17 September 2009 yang menewaskan empat orang, termasuk satu di antaranya Noordin Moch Top.
Kejeniusan Tito dalam mengendus keberadaan Noordin inilah yang membuat Tito Karnavian mendapat promosi kembali. Tito kini menjadi orang nomor satu dalam Densus 88, detasemen antiteror Mabes Polri. Lima tahun lalu, Tito yang berpangkat AKBP juga memimpin unit kecil antiteror ini, yang kemudian berkembang menjadi detasemen khusus.
Riwayat Jabatan
• Perwira Samapta Polres Metro Jakarta Pusat (1987)
• Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat (1987–1991)
• Wakapolsek Metro Senen Polres Metro Jakarta Pusat (1991–1992)
• Wakapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakarta Pusat
• Spri Kapolda Metro Jaya (1996)
• Kapolsek Metro Cempaka Putih Polres Metro Jakarta Pusat (1996–1997)
• Spri Kapolri (1997–1999)
• Kasat Serse Ekonomi Reserse Polda Metro Jaya (1999–2000)
• Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya (2000–2002)
• Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulawesi Selatan (2002)
• Koorsespri Kapolda Metro Jaya (2002 – 2003)
• Kasat Serse Keamanan Negara Reserse Polda Metro Jaya (2003 – 2005)
• Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004 – 2005)
• Kapolres Serang Polda Banten (2005)
• Kasubden Bantuan Densus 88 Anti Teror Polri (2005)
• Kasubden Penindak Densus 88 Anti Teror Polri (2006)
• Kasubden Intelijen Densus 88 Anti Teror Polri (2006 – 2009)
• Kadensus 88 Anti Teror Polri (2009-2010)
• Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (2011-21 Sept 2012)
• Kapolda Papua (21 Sept 2012 -2015)
(berbagai sumber/IJN)