Published On: Jum, Agu 28th, 2015

“Kami Warga Mabad Sadar Hukum dan Bersedia Pindah Asal…”

Share This
Tags
Warga Mabad yang berorasi dan berunjuk rasa damai di depan Komplek Perumahan mereka yang akan digusur oleh Kodamjaya, Kamis, 27/8/2015 (foto: fie)

Warga Mabad yang berorasi dan berunjuk rasa damai di depan Komplek Perumahan mereka yang akan digusur oleh Kodamjaya, Kamis, 27/8/2015 (foto: fie)

JAKARTA, IJN.CO.ID -Para penghuni dari 20 rumah keluarga TNI penghuni Kompleks Perwira Markas Besar Angkatan Darat (Mabad) Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang akan segera digusur berunjuk rasa menolak pengusiran paksa Komando Daerah Militer Jaya.

“Aksi hari ini dilakukan atas inisiatif warga, mereka merasa ditinggalkan oleh keluarga besarnya (TNI). Mereka diusir paksa, deadline tanggal 7 September,” kata Ketua Aliansi Para Korban Kebijakan Penyelenggara Negara (APRN) Prastopo dalam orasinya di hadapan warga, Kamis, 27 Agustus 2015.

Warga menolak meninggalkan kompleks itu karena sudah menempati kompleks sejak tahun 70an lalu. Warga menyebutkan bahwa rumah yang mereka tempati dibangun dari hasil jerih payah mereka sendiri.

Kompleks yang memiliki luas sekitar 16 ribu meter ini dihuni puluhan kepala keluarga yang semuanya adalah keluarga besar pensiunan TNI.

“Kami sudah mengirim surat, tapi tidak direspons. Kami menuntut dialog. Tunjukkan kepada kami kalau memang ada sertifikat resmi yang mereka sebutkan bahwa tanah ini sudah diokupasi oleh seseorang. Kami sudah ketemu Pangdam, tapi tidak dikasih lihat suratnya,” kata Pras.

Sebelumnya, TNI menyebut tanah ini sudah beralih kepemilikan ke swasta, atas nama Raden Kadiman atau biasa disebut Ade Kadiman. Warga meminta kejelasan, karena awalnya mereka tinggal di komplek itu atas surat perintah dari TNI.

“Kalau semuanya sudah jelas, dan ada bukti yang akurat tentang status tanah ini kami tentu akan sadar hukum, berarti sudah ada keputusan hukumnya,” katanya.

Menurut Prastopo, sengketa tanah yang melibatkan TNI bukan temuan baru, di Indonesia ada ribuan sengketa tanah yang melibatkan TNI berdasarkan laporan dan temuan mereka, yang ditangani bersama dengan Komnas HAM. “Ada sekitar 31 ribu rumah yang bersengkata dengan TNI,” ujarnya.

Sekitar lima puluhan warga berbaju putih-putih dengan pita bendera merah putih dan mayoritas sudah berusia lanjut, yang merupakan pensiunan TNI dan janda-janda TNI berkumpul untuk melakukan aksi bersama, protes atas pengusiran yang dilakukan terhadap mereka.  Aksi mereka ini sempat membuat jalan Rawa Belong-Kemanggisan terganggu.(fidel)