Published On: Sel, Agu 25th, 2015

“Jenderal Soedirman” : Gerilya adalah Kemutlakan Merdeka 100%

Share This
Tags
Cuplikan adegan film Jenderal Soedirman (foto:Ist)

Cuplikan adegan film Jenderal Soedirman (foto:Ist)

JAKARTA, IJN.CO.ID – Berangkat dari rasa penasaran dan kepedulian tentang mengapa jalan protokol di berbagai ibukota provinsi tersemat nama Jenderal Soedirman tetapi orang-orang muda boleh dikatakan tidak tahu tentang siapa sang Jenderal ini, Viva Westi melakukan riset dan berniat untuk memfilmkan sang tokoh. Perjalanan pembuatan film ini dimulai dengan riset mendalam selama setahun melalui berbagai sumber sejarah yang ada, dan wawancara para nara sumber baik pelaku sejarah maupun para ahli.

Bukan perjalanan yang mudah untuk meyakinkan orang agar bisa menggelontorkan dana untuk film ini yang mengangkat perang gerilya Jenderal Soedirman yang dilakukan selama 7 (tujuh) bulan. Sampai kemudian, Westi bertemu dengan Letnan Jenderal Purnawirawan Kiki Syahnakri yang menyambut ide ini dengan antusias.

Sebagai pengagum Jenderal Soedirman, Pak Kiki memiliki visi yang sama bahwa ketokohan Jenderal Soedirman yang sederhana, jujur, penuh integritas dan sangat mencintai tumpah darah Indonesia ini perlu diperkenalkan kembali kepada kaum muda melalui medium film agar kaum muda bisa belajar dari keteladanan sang Jenderal. “Pak Dirman adalah panglima besar Tentara Nasional Indonesia yang pertama, dimana terpilihnya beliau dilakukan lewat demokrasi. Beliau juga orang yang dengan sepenuh jiwa mendukung kemerdekaan 100%, lepas dari segala bentuk penjajahan apapun. Dan hal yang dicatat sejarah namun banyak tidak diketahui adalah; tanpa perang gerilya yang dilakukan oleh Pak Dirman, mungkin kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah seperti sekarang karena pada waktu itu semua pemimpin Indonesia telah ditangkap Belanda. Hanya perang gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman lah yang masih berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada dan masih melawan,” jelas Westi selaku sutradara film ini.

Mengisahkan 7 (tujuh) bulan perang gerilya dimana Jenderal Soedirman menempuh 1000 (seribu) kilometer dalam keadaan sakit dengan hanya satu paru-paru yang tersisa, film JENDERAL SOEDIRMAN ini adalah produksi bersama Markas Besar Angkatan Darat, Yayasan Kartika Eka Paksi, Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat, dan Padma Pictures. “Ini adalah film perdana Padma Pictures dan kami sangat berterima kasih bisa bekerjasama dengan berbagai institusi yang ada berdasarkan keyakinan dan visi misi yang sama untuk mempersembahkan film JENDERAL SOEDIRMAN ini sebagai kado 70 (tujuh puluh) tahun kemerdekaan Indonesia. Kami berharap film ini dapat ditonton oleh berbagai kalangan baik tentara maupun sipil karena melalui film ini, kita akan banyak terinspirasi dan belajar seperti yang dicontohkan Pak Dirman, untuk menjadi manusia Indonesia yang lebih mencintai lagi tanah air dan rakyatnya,” ujar Pak Kiki selaku produser eksekutif.

Film JENDERAL SOEDIRMAN ini disuguhkan kepada penonton dengan alur yang mudah dimengerti, dimana penonton bisa menikmati cerita dan aksi perangnya. “Kami memang tidak ingin membuat film yang berat, meskipun tema sejarah menjadi sangat penting. Justru untuk mendekatkan tokoh dan sejarah kepada orang- orang muda dan khalayak luas, unsur entertaining menjadi faktor penting,” ujar Westi. Akting piawai para pemain muda di film ini seperti Adipati Dolken (Soedirman), Ibnu Jamil (Tjokropranolo), Baim Wong (Soekarno), Nugie (Hatta), juga para senior seperti Mathias Muchus (Tan Malaka), Landung Simatupang (Gatot Soebroto), Lukman Sardi (Jusuf Ronodipuro), dan sederetan pemain baru lainnya sebagai anggota pasukan Jenderal Soedirman seperti Anto Galon (Dr. Suwondo), Gogot Suryanto (Karsani), Surawan Prihatnolo K.A (Supardjo Roestam), Angga Riyadi (Aceng), dan lain-lainnya menjadi ensemble cast ciamik yang menjalin ketegangan, keseriusan, dengan bumbu kelucuan.

Syuting berlangsung selama 45 (empat puluh lima) hari yang mengambil lokasi pengambilan gambar di Jawa Tengah, Yogya, Bandung, Batujajar, dan Situ Lembang. Proses pengambilan gambar melibatkan 200 kru dan personil Angkatan Darat yang membantu dengan persenjataan, adegan ledakan, bahkan sebagai aktor-aktor prajurit dalam film. Paska produksi film ini selain dilakukan di Indonesia, juga dilakukan di Australia (untuk melengkapi desain suara) dan Bangkok.
Film JENDERAL SOEDIRMAN akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai Kamis, 27 Agustus 2015. (Fidel)