Ini Dia Jurnalis yang Menggulingkan Presiden FIFA
IJN.CO.ID – Berita mundurnya Presiden FIFA Sepp Blatter menghiasi seluruh media di seluruh dunia. Bagaimana hal itu bisa terjadi ? Apakah Sepp Blatter tersangkut korupsi di FIFA ? Namun dibalik itu semua ternyata ada seorang jurnalis gaek bernama Andrew Jennings yang membuat Presiden FIFA Sepp Blatter terpaksa mengundurkan diri.
Andrew Jennings adalah jurnalis investigasi, terbongkarnya skandal suap di tubuh badan sepak bola dunia, FIFA, merupakan buah dari penyelidikan dan kerja keras yang dilakukannya.
Dia telah meneliti praktik korupsi dalam tubuh FIFA selama lima belas tahun. Pada masa itu, ia melaporkan hasil investigasinya kepada publik melalui tulisan di media massa, buku, dan video dokumenter yang disiarkan BBC.
Andrew Jennings dilahirkan di Irlandia, dan pada masa kecilnya, ia pindah ke London. Memiliki kakek seorang pemain sepak bola dari klub Clapton Orient, Jennings memang memiliki gairah khusus dalam meneliti praktik korupsi di dunia sepak bola.
Walau pun sebenarnya dia seorang jurnalis investigasi yang juga mencoba membongkar praktik korupsi di banyak sektor kehidupan. Investigasi yang dilakukannya terkadang melampaui keberanian institusi tempatnya bekerja. Salah satunya ketika ia memutuskan mundur saat BBC menolak menyiarkan video dokumenter tentang praktik korupsi yang berkaitan dengan badan kepolisian Inggris, Scotland Yard.
Merapatnya Jennings dengan FIFA terjadi pada 2002, ketika Sepp Blatter terpilih lagi sebagai Ketua FIFA. Dalam konferensi pers yang dilakukan, Jennings mengajukan pertanyaan, “Herr Blatter, apakah Anda pernah menerima suap?” Tentu saja Blatter membantah.
Pertanyaan ini langsung menimbulkan guncangan di kalangan petinggi FIFA. Mereka sadar ada jurnalis yang berminat membongkar praktik yang selama ini disebut terjadi di lembaga itu. Enam pekan setelah konferensi pers tersebut, Jennings menerima setumpuk dokumen rahasia dari seorang petinggi FIFA.
“Saat itu saya sedang berjalan di jalan yang gelap di Zurich. Tiba-tiba seseorang menarik saya ke ruangan, dan memberi saya setumpuk dokumen,” kata Jennings.
Dokumen ini mengungkap bagaimana Blatter memperkaya diri sendiri dengan uang organisasi. Jennings mencoba menuliskan hal ini, termasuk pemakaian pesawat pribadi oleh Blatter. Akibatnya, pada 2003, ia dilarang ikut dalam semua kegiatan FIFA, termasuk konferensi pers. Blatter bahkan mengancam akan menyeretnya ke pengadilan, tetapi tak pernah dilakukan.
Beberapa tahun lalu, Jennings dihubungi orang-orang dari dinas rahasia Inggris, MI6, dan biro penyelidik federal AS, FBI, yang meminta bantuannya mengungkap skandal suap di FIFA. “Pada 2009 lalu, saya diundang dalam sebuah pertemuan misterius. Saya ditemui tiga orang berpakaian rapi. Belakangan saya tahu, salah satu dari mereka adalah seorang mantan marinir,” kata Jennings yang kini tinggal di Inggris.
“Orang-orang ini memiliki kualifikasi membunuh dan menangkap orang-orang seperti bos mafia, Al Capone dan John Gotti. Mereka meminta saya untuk memancing Sepp Blatter dan jaringan di FIFA,” lanjutnya.
Jennings memang sudah dikenal dengan kemampuan investigasi mengungkap skandal korupsi. Pada 1989, ia mengeluarkan buku yang berjudul Scotland Yard’s Cocaine Connection, yang mengungkap kaitan Kepolisian Inggris dengan jaringan pengedar obat bius.
Pada 1990, ia memusatkan perhatiannya pada pengungkapan skandal korupsi di kalangan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Jennings kini telah berusia 71 tahun. Ia mengaku senang apabila investigasi yang dilakukannya membuahkan perubahan di dunia sepak bola. (BBC/kcm/IJN)