Indonesia Children Taekwondo Union Menuju Kejuaraan Dunia 2015
Jakarta,IJN.CO.ID-Dilandasi dengan semangat Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional nomor 3 tahun 2005, pasal 9 yang berbunyi Orang tua mempunyai hak mengarahkan dan membimbing membantu dan mengawasi serta memperoleh informasi tentang perkembangan olahraga anak, dan lahirnya World Children Taekwondo Union (World CTU) pada tahun 2012 di Korea Selatan.
Kini ICTU berkembang pesat dan telah melahirkan juara dunia pra junior yang diwakili oleh Erviko Andrea Prameswari di Sindelfingen Jerman Pebruari 2013 lalu.
Pembina Yayasan Universal Taekwondo Indonesia (YUTI) / Universal Taekwondo Indonesia Profesional (UTI Pro) Grand Master Lioe Nam Khiong mengatakan, wadah perhimpunan ini akan mengakomodir anak anak usia 6 – 13 tahun, pembinaan usia dini yang selama ini belum tertata dengan baik.
“Untuk itu saya selaku Pembina YUTI dan UTI Pro memandang perlu lahirnya wadah usia 6-13 tahun, kata Grand Master Lioe Nam Khiong yang juga menjabat sebagai Vice President World CTU di sela-sela pengarahannya pada saat Rapat Kerja Nasional YUTI dan YUTi Pro 9-10 Mei 2015 di Hotel Mega Anggek Jakarta.
Menurut Grand Master Lioe Nam Khiong sebagai tindak lanjut pembentukan Perhimpunan Pra Junior akan dilaksanakan seleksi nasional pada akhir Mei 2015 untuk menentukan wakil Indonesia yang akan diterjunkan pada kejuaraan dunia World Children Taekwondo Union 2015 di Korea Selatan Agustus mendatang,” ujar penyandang Pembina Tebaik Anugrah Olahraga Indonesia 2014 Lioe Nam Khiong.
Keberadaan Indonesia Children Taekwondo Union, disambut baik mantan Taekwondoin Nasional,Lam Ting dan Juana Wangsa Putri.
Menurut Kedua Legenda Taekwondo Indonesia tersebut, sudah saatnya di Indonesia berdiri wadah atlet Taekwondo usia dini mengingat system pertandingannya sangat berbeda dengan kelompok umur Junior maupun Senior. Karena semua sudah dikaji oleh badan dunia Taekwondo tersebut yang lebih mengutamakan keselamatan dan pendidikan dalam sistim pembinaannya.
“Saya fikir ini terobosan yang sangat bagus sekali ada wadah yang mengakomodir perkembangan atlet di usia 6 hingga 13 tahun,”ujar kedua legenda Taekwondo Indonesia ini yang disambut antusias oleh peserta Rakernas dan telah menghasilkan sejumlah program kerja YUTI /UTI Pro/ICTU serta iven baik di nasional maupun International .
Rakernas ini dibuka oleh Ketua Umum Badan Olaraga Profesional Indonesia (BOPI) Mayjen TNI(Purn) Noor Aman. Dalam pengarahannya , Noor Aman mengatakan dalam menjalankan fungsi dan tugas akan membentuk badan olahraga Profesional Indonesia (BOPI) ditingkat provinsi, selain itu mendorong pemerintah agar memfasilitasi keikutsertaan atlet profesional agar tampil di ajang multieven nasional maupun International sesuai peraturan menteri Pemuda dan Olahraga No.0463 tahun 2014 tentang kedudukan, fungsi, tugas dan susunan badan olahraga profesional Indonesia, kecuali yang sudah mempunyai induk organisasi dunia seperti Tinju, Golf, Dansa, masing masing di bawah naungan induk Federasi Internsional .
Selain tiga cabang olahraga ini tidak ada masalah. Bahkan Taekwondo, di World Taekwondo Federation (WTF) sudah tidak menentukan peraturan tersebut. Berbeda dengan dahulu memang tercantum amatir.
Namun sejak WTF di pegang oleh Presiden Chungwon Choe sejak sepuluh tahun lalu kata amatir sudah di hapus dari WTF .”Jadi di dunia international sudah tidak ada ketentuan seperti itu , kenapa di Indonesia harus di permasalahkan ? Semua sudah diatur kan tujuannya merah putih juga,” jelasnya. (*/jefri)