Ibu Kota Menggiurkan Dibanding Desa: “Setiap Tahun 50-65 Ribu Orang Desa ke Kota”
JAKARTA,IJN.CO.ID – Diperkirakan 50 ribu – 65 ribu orang desa ke kota setelah lebaran berakhir setiap tahunnya.Masyarakat desa berbondong-bondong untuk mengadu nasib di ibu kota Jakarta, untuk memperbaiki taraf ekonominya, dan mencari lapangan pekerjaan di ibu kota, yang lebih menggiurkan ketimbang di desa.
Hal itu diungkapkan oleh Pengamat Sosial Ekonomi yang juga ahli demografi, Sonny Harry B Harmadi belum lama ini.
“ Masyarakat desa yang datang ke ibu kota, sebanyak 90 persen untuk mencari lapangan pekerjaan. Rata-rata masyarakat desa itu dipengaruhi oleh saudaranya yang lebih dahulu datang ke Jakarta dan dianggap berhasil ketika mudik ke kampung halamannya,” jelasnya.
Dikatakan, mereka (kaum urban) itu diajak, karena dianggap saudaranya punya akses atau jaringan di tempat pekerjaan Jakarta. Dan, biasanya saudara yang sudah kerja di Jakarta itu dianggap berhasil dari segi ekonomi. Jadi, mempengaruhi saudara lainnya di desa untuk ke Jakarta.
Sonny mengatakan, beberapa wilayah terutama di Pulau Jawa, masih menjadikan DKI Jakarta sebagai tempat yang menggiurkan untuk memperbaiki taraf ekonominya.
“Para pendatang itu banyaknya dari beberapa wilayah, misalnya Jawa Barat itu dari Kuningan, Indramayu, daerah Pakuan Cirebon. Kalau Jawa Tengah biasanya dari Karesidenan Banyumas, Cilacap, dan Purwokerto,” ucap Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago itu.
Sonny menjelaskan, para kaum urban ini banyak juga datang dari wilayah Jawa Timur, namun presentasenya tidak sebesar pendatang dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah, karena biasanya kaum urban lebih memilih kota lain ketimbang Jakarta.
“Kalau Jawa Timur itu biasanya terpusat mencari pekerjaan di Surabaya. Tapi ada juga yang dari Lampung. Rata-rata kaum urban itu berasal dari pulau Jawa,” ujar.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa daerah pendatang baru di Jakarta paling banyak di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur. (*/IJN)