Published On: Sab, Jul 25th, 2015

Hendardji Soepandji : Mendengar Suara Rakyat,Kunci Utama Keadilan

Share This
Tags
Hendardji Soepandji calon Ketua KPK (foto:Ist)

Hendardji Soepandji calon Ketua KPK (foto:Ist)

IJN.CO.ID – Pengalaman Hendardji Soepandji dalam menangani kasus korupsi di PT Asabri (Persero) pada 1997 membuat TNI menjagokannya mengikuti seleksi capim KPK.Jenderal TNI Moeldoko, Panglima TNI, mengatakan lembaganya telah membuat surat rekomendasi kepada Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK atas nama Hendardji Soepandji.
Mantan Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI tersebut dinilai memiliki kelebihan yang dapat digunakan dalam memberantas korupsi.“Saya melihat dari prestasinya, beliau pernah menangani beberapa kasus di Asabri. Sekitar 1997, ada kasus korupsi dengan nilai Rp400 miliar, beliau yang menangani, dan beberapa kasus lainnya beliau tangani dengan baik,” kata Moeldoko di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/6/2015) lalu.
Hendardji Soepandji dikenal sebagai tentara yang lurus dan jujur. Pengabdian yang berdedikasi telah dibuktikan lulusan AKABRI 1974 ini, hingga dipercaya menjadi Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) di tahun 2006 juga Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat pada 2008.
Mayor Jenderal TNI Purnawirawan ini juga dikenal sebagai Ketua Umum Organisasi induk karate se-Indonesia, (FORKI) yang pada Sea Games terakhir mengukir prestasi luar bisa dengan menyumbangkan medali emas terbanyak bagi Indonesia. Atas prestasi inilah, Hendardji dianugerahi penghargaan Pembina Olahraga Terbaik sepanjang tahun 2011. Selain memimpin militer dan masyarakat olahraga, Hendardji juga dipercaya memimpin beberapa perusahaan milik negara maupun swasta. Sebagai mantan Dirut Pusat Pengelola Komplek Kemayoran, Hendardji juga menjadi Komisaris Independen di PT. Cahaya Kalbar, Tbk (Wilmar International Group).
Dilahirkan di Semarang pada 10 Februari 1952, cucu dari almarhum dr. Roestamadji (Semarang) ini adalah putra ke-4 dari 6 bersaudara dari pasangan Brigjen dr. Soepandji (alm) dan Roesmiati (Magelang). Mereka adalah Dokter Hendarto Soepandji (Dosen di Undip Semarang), Hendarman Soepandji, SH (Mantan Jaksa Agung RI), Dr. (Cand) Hendarti Permono (Dosen Universitas YAI), Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Hendardji Soepandji, SH, Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji (Gubernur Lemhanas) dan Ir. Bambang Tri Sasongko Soepandji (Pengusaha). Hendardji yang menikahi Dokter Ratna Rosita, MPHM, Sekjen Kementerian Kesehatan RI, telah dikaruniai dua orang putra bernama, Adit dan Ica.
Prinsip Hidup Hendardji
Sejak kecil Hendardji telah diajarkan oleh orang tua untuk selalu berkata Jujur. Karena itu, prinsip Kejujuran sampai saat ini tetap dipegang teguh sampai akhir hayat. Hidup Jujur bagi sebagian orang mungkin sulit, tapi tidak bagi Hendardji. Berkata Jujur terkadang menghadapi resiko, namun resiko itu tidak sebanding dengan nilai kejujuran karena jujur berkaitan dengan martabat seseorang.
Kejujuran juga berkaitan dengan prinsip hidup yang ditanamkan Nabi Muhammad SAW yakni Siddiq, Amanah, Tabligh dan Fatonah. Sebagai seorang Muslim, Hendardji selalu berusaha menaati syariat Islam dengan baik, dengan dilandasi rasa cinta pada Rasul. Sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Hendardji juga rajin menjalani puasa Senin Kamis dan puasa sunnah lainnya, untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Hendardji juga selalu berusaha Sholat Subuh berjamaah di Masjid setiap harinya.
Menurutnya, untuk mengetahui denyut kehidupan masyarakat, seorang Pemimpin harus mempunyai perasaan menyatu, dekat dan memiliki hubungan batin dengan masyarakat Dengan demikian seorang pemimpin dapat mendengar suara rakyat yang merupakan kunci utama dalam mengambil keputusan dengan adil.
Melakukan yang Terbaik untuk Rakyat
Pengalaman dan karir selama dinas di Militer Alhamdulillah dijalani Hendardji dengan baik, dan diantara yang paling berkesan adalah pada akhir tahun 1997 dan awal tahun 1998. Ketika krisis moneter terjadi, Sembilan Bahan Pokok (sembako) hilang dari peredaran, Hendardji yang saat itu sebagai Dan Pom Dam Jaya merasa harus melakukan yang terbaik untuk rakyat, sehingga ia menangkap penimbun sembako untuk kembali menyalurkannya kepada masyarat.
Pada tragedi kerusuhan Mei 1998, di saat situasi Bangsa dan Negara dalam kondisi sulit, Hendardji bertindak serta terlibat aktif mengamankan Ibu kota Negara, DKI Jakarta. Pada peristiwa yang sama, Hendardji memimpin evakuasi ribuan mahasiswa dari gedung DPR-RI ke Universitas Atmajaya hingga jam 03.00 dini hari.
Yang juga mencekam pada 10 November 1998, ketika bentrok fisik antara PAM swakarsa dengan masyarakat setempat di Tugu Proklamasi, Hendardji lagi-lagi harus berdiri di antara dua kelompok massa yang terlibat bentrok untuk dilerai dan mengevakuasi salah satu kelompok keluar dari tugu proklamasi. Saya melakukan hal ini untuk menghindari jatuhnya korban jiwa anak manusia dan berharap tidak muncul konflik horizontal di masyarakat.
Kemudian pada 22 November 1998, Hendardji berhasil menyelamatkan dan mengevakuasi 300 orang kelompok suku Ambon dari Basement Gajah Mada Plaza ketika terjadi amuk massa di jalan Ketapang, Jakarta. Upaya ini sekali lagi dilakukan Hendardji untuk melindungi Bangsa Indonesia dari pepecahan dan terhindar dari perang antar Suku atau Agama.
Pada 1 September 2002, ketika warga negara Amerika ditembak mati oleh OPM di mail 62 Timika dan Polri menuduh pelakunya oknum TNI, Hendardji bisa membuktikan bahwa pelakunya adalah OPM Pimpinan Antonius Wamang, sebanyak 9 orang yang kemudian berhasil ditangkap pada Agustus 2005.
Pada tahun 2005, ketika ilegal logging marak menggunduli hutan di Papua, Hendardji berusaha keras melakukan penangkapan-penangkapan terhadap aparat yang terlibat dan menyegel alat-alat berat dan kayu yang bermasalah.
Hendardji juga menginvestigasi kasus-kasus yang merugikan Negara, antara lain:
• Kasus korupsi di ASABRI sebesar Rp. 415 Miliar
• Kasus korupsi Dana BPTWP sebesar Rp. 129 Miliar
Pada tahun 2006, Mayjen TNI Herdardji Soepandji yang pada saat itu menjabat Komandan Pusat Polisi Militer TNI-AD (Puspomad) berperan aktif dalam membongkar dan menyelidiki kasus temuan ratusan senjata api di rumah almarhum Wakil Aslog KSAD Brigjen TNI Koesmayadi dimana 11 anggota TNI akan ditindaklanjuti ke tingkat penyidikan. Mulai dari yang berpangkat tamtama hingga bintang satu, mereka dijadikan tersangka kasus yang menjadi perhatian publik tersebut.
Penghargaan
Hendardji yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PPKK (Pusat Pengelola Komplek Kemayoran) selama lebih dari setahun, membuat konsep akan menjadikan Kemayoran sebagai kawasan Green International Business District (GIBD) seluas 454 Ha, dengan RTH 40% dan akan membangun gedung Grand Kemayoran yang mampu menampung 25.000 penonton untuk berbagai event, baik olahraga, kesenian & budaya, maupun acara-acara lainnya. Kemayoran juga akan dikembangkan sebagai Cyber City. Semasa kepemimpinannya, PPKK mengalami kenaikan pemasukan 676% yaitu dari Rp 128 milyar menjadi Rp 1 triliun.
Sebagai Ketua Umum PB FORKI (Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia, Hendardji juga dipercaya oleh WKF (World Karate Federation/ Federasi Karate Dunia) untuk menyelenggarakan WKF Premier League tiap tahun, mulai Juni 2012 yang dihadiri 80 Negara dari 186 Negara Anggota WKF di Seluruh Dunia. Event ini juga merupakan event bergengsi karena hanya 10 Negara yang diberi kesempetan untuk menggelar event tersebut, antara lain: Prancis, Itali, Jerman, Turki, Austria, Spanyol, Cina dan Indonesia. Prestasi ini belum pernah dilakukan oleh PB FORKI sebelum kepengurusan saya.
Hendardji Soepandji juga menerima penghargaan Anugerah Olah Raga Indonesia (AORI) 2011 sebagai Pembina Terbaik. Penghargaan itu diterima Hendardji selaku Ketua Umum PB Forki yang telah sukses membawa karateka Indonesia memperoleh 10 emas pada ajang Seagames tahun lalu. Seperti diketahui jumlah medali itu melampaui target yang dipatok KONI Pusat yaitu 5 emas dan dan Pengurus Besar Federasi Karate-do Indonesia (PB Forki) sebanyak 7 emas.
• Nama lengkap : Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Hendardji Soepandji, SH
• Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 10 Februari 1952
• Agama : Islam
• Nama Istri : dr. Ratna Rosita, MPHM (5 Desember 1952)
• Nama anak : 1. Bambang Wicaksono (31 Juli 1982)
• 2. Bagus Adhita (15 Juli 1985)
PENGHARGAAN
1. Satya Lencana Kesetiaan VIII
2. Satya Lencana Kesetiaan XIV
3. Satya Lencana Kesetiaan XXIV
4. Satya Lencana Dharma Nusa
5. Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
6. Bintang Yudha Dharma Nararya
7. Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
8. Bintang Yudha Dharma Pratama
Karir di Militer
1. Dan Pom Kostrad : Tahun 1995 – 1996
2. Dan Pom Dam Jaya : Tahun 1997 – 1999
3. Paban I/ Gaktib Suspom TNI : Tahun 2000
4. Pamen Denma Mabesad (Dik Lemhanas) : Tahun 2001
5. Wadan Puspomad : Tahun 2002 – 2006
6. Dan Puspomad : Tahun 2006 – 2007
7. Aspam Kasad : Tahun 2008 – 2010
Pekerjaan
• Direktur Utama PPKK : Tahun 2010 – 2011
• Wakil Ketua Umum I KONI Pusat : Tahun 2007 – 2011
• Ketua Umum PB FORKI : Tahun 2010 – 2014
• Presiden Karate Asia Tenggara (SEAKF) : Tahun 2011 – 2015 Sebagai Presiden pertama
• Komisaris Independen PT. Cahaya Kalbar Tbk : Tahun 2010 – Sekarang (Wilmar International Group)
• Ketua Alumni Lemhanas KRA XXXIV : Tahun 2010 – Sekarang
• Ketua Umum Alumni SMAN I-II Semarang : Tahun 2008 – 2012
(berbagai sumber/IJN)