Published On: Sen, Sep 14th, 2015

Habib Umar Al-Hamid : “Kodokpun Bisa Jadi Presiden”

Share This
Tags
Habib Umar Al Hamid (foto:nano)

Habib Umar Al Hamid (foto:nano)

JAKARTA,IJN.CO.ID – Melihat keadaan ekonomi bangsa dan Negara yang terus melemah bukan saja disebabkan karena pengaruh dari ekonomi global semata. Tapi juga karena disebabkan seringnya terjadi kegaduhan-kegaduhan direpublik ini. Semua itu disebabkan karena sudah dirusaknya UUD 45 dan tidak diterapkannya Pancasila pada kehidupan berbangsa dan bernegara belakangan ini.
Para elite bangsa ini telah meninggalkan pedoman hidup berbangsa dan bernegara yang ada dalam UUD 45 dan Pancasila, mereka (para elte bangsa-red) terbuai dan tergiur dengan pedoman baru yang namanya demokrasi.
Padahal yang namanya demokrasi tersebut kini telah membuat kita terpecah belah dan terkotak-kotak. Anak bermusuhan dengan orang tua, Paman dengan keponakan, elite politik dengn elite politik lainya, dan rakyat dengan rakyat.
“Semua itu disebabkan oleh yang namanya ‘dekomrasi’, dengan cara demokrasi tersebut kodokpun bisa menjadi presiden. Asalkan para cukong dan pemilik modal mau mencalonkannya menjadi presiden”. ujar Ketua Umum Gentari Habib Umar Al-Hamid Kepada Inti Jaya belum lama ini.
Menurutnya, demokrasi adalah cara-cara Djazal untuk menguasai dunia. Dengan uang dan materinya mereka berusaha membeli Negara-negara yang dikehendakinya. Seperti yang sekarang ini terjadi pada republic ini. Semua ini yang kurang disadari oleh para elite bangsa ini.
Dikatakan, UUD 45 dan Pancasila merupakan roh dari bangsa dan negara ini. Jadi jika roh-nya itu dirusak dan tidak lagi digunakan, maka bisa dibilang bangsa ini telah mati.”Karena saya yakin para pendahulu bangsa ini yang membuat dan merumuskan UUD45 dan Pancasila sudah mempertimbangkannya dengan matang apa yang diperlukan rakyat bangsa ini untuk me nyongsong kemerdekaan yang abadi hingga akhir hayatnya.” Tutur Habib.
Lebih jauh Habib Umar mengatakan, di Amerika saja tidak ada itu yang namanya merubah dan mengamandemen undang undang. Yang ada mungkin addendum hal-hal yang sporadis atau hal hal kecil untuk waktu sementara saja dan dalam keadaan darurat saja.“Yang terjadi di negeri ini adalah mengamandemen yakni merubah UUD 45. Ini yang salah yang terjadi sekarang ini,” tegas Umar.
Padahal, tambah Habib yang dikenal vocal ini, dalam UUD 45 keberadaan rakyat sangat diuntungkan. Bisa dibilang 90 persen rakyat diuntu ngkan dengan UUD 45. Dan, jangan heran dan kaget kalau jaman Suharto rakyat bisa hidup nikmat, karena semua pahan pokok harganya bisa dikendalikan, dan pak harto ini sangat memperhatikan masalah pertanian yang berdampak langsung dengan kepentingan rakyat.Semua itu karena pak Harto sangat patuh terhadap UUD45.
Lunturnya UUD 45 dan Pancasila berawal dari masuknya era reformasi, karena reformasi inilah yang namanya azas demokrasi mulai berkibar. Era reformasi yang niat awalnya melakukan perubahan terhadap bangsa ini, kini justru malah membuat bangsa dan Negara ini masuk ke ambang kebangkrutan.
“Jadi sekarang inilah saat yang tepat untuk mengkaji kembali azas demokrasi yang ada dinegeri ini. Dan melihat kembali keberadaan UUD 45 dan Pancasila yang dibuat oleh para pendiri bangsa dan Negara ini . Apakah azas demokrasi yang ada sekarang ini sudah tepat buat bangsa ini ?.”jelasnya.
Jika azas demokrasi yang ada ini terus dibiarkan bukan tidak mungkin bangsa dan Negara ini akan dikuasai oleh dhajal dan para setan yang haus dan rakus akan kekuasaan.” Dan, bukan tidak mungkin yang namanya kodokpun akan bisa jadi presiden, jika para cukong dan pemilik uang mencalonkannya seperti yang saya katakana tadi, karena azas demokrasi tersebut.” Katanya.(NN).