Dr.Rizal Ramli “Sang Penerobos”: Perlu Diperbaiki ! Kita Perbaiki..Gitu Aja Ribet
IJN.CO.ID – Siapa Rizal Ramli ? Baru beberapa hari menjabat Menteri Koordinator bidang Maritim Rizal Ramli sudah mendapat teguran dari Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi menegur Rizal Ramli karena telah mengkritik rencana Garuda Indonesia membeli pesawat Airbus A350. “Presiden waktu itu sudah menegur, menelepon Pak Rizal Ramli yang mempermasalahkan pengadaan pesawat,” kata Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki di Istana Merdeka, Senin 14 Agustus 2015.
Rizal Ramli menyatakan pada media bahwa ia telah meminta kepada Presiden Joko Widodo agar meninjau kembali rencana pembelian pesawat Airbus A350. Di mata Rizal, pembelian pesawat itu tidak tepat karena tidak akan menguntungkan Garuda. Rizal mengaku tidak ingin melihat perusahaan pelat merah itu merugi lantaran rute penerbangan yang akan dilalui pesawat baru itu tidak menguntungkan.
“Gitu aja ribet. Apapun yang perlu diperbaiki, kita perbaiki. Enggak ada masalah, gitu aja ribet. Yang penting usahanya,” ujar Rizal di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (18/8).
Dr. Rizal Ramli (lahir di Padang, Sumatera Barat, 10 Desember 1954) adalah seorang ahli ekonomi dan politisi Indonesia. Ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia menggantikan Indroyono Soesilo sejak 12 Agustus 2015. Ia juga pernah menjabat Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan pada Kabinet Persatuan Nasional dimasa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Pengagum Einstein ini sempat menikmati bangku kuliah di jurusan Teknik Fisika – Institut Teknologi Bandung, tetapi akhirnya mendapatkan gelar doktor ekonomi dari Boston University pada tahun 1990.
Pada tahun 1978, sewaktu masih menjadi mahasiswa jurusan Teknik Fisika – ITB ia pernah dipenjara oleh rezim penguasa waktu itu karena kritik-kritiknya yang tajam terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggapnya telah melenceng dari cita-cita berbangsa dan bernegara.
Sekembalinya dari Amerika Serikat setelah menyelesaikan pendidikan Doktor ekonominya, Ramli bersama beberapa orang ekonom lain seperti Laksamana Sukardi mendirikan ECONIT Advisory Group. Ketika masih aktif sebagai Managing Director Econit, Dr. Rizal Ramli dan rekan-rekannya di lembaga think-tank ekonomi independen ini sering mengkritisi kebijakan ekonomi pemerintah Orde Baru. Misalnya saja kritik terhadap kebijakan Mobil Nasional, Pupuk Urea, Pertambangan Freeport, dan sebagainya. Bersama dengan beberapa orang koleganya Dr. Rizal Ramli mendirikan Komite Bangkit Indonesia (KBI) dan saat ini sekaligus menjabat sebagai ketua.
Saat menjadi Kabulog, ia juga berhasil membawa keuntungan bagi Bulog meski ia hanya memimpin selama 15 bulan. Rizal berhasil memberikan terobosan baru yang seketika mendongkrak nilai perekonomian Bulog hanya dalam kurun waktu enam bulan. Di bawah tangan dinginnya, ia membuat Bulog menjadi sebuah instansi yang lebih transparan dan accountable, misalnya dengan penghapusan rekening off-budget menjadi on-budget yang mengakibatkan angka surplus yang cukup tinggi bagi Bulog. Jelas saja itu merupakan suatu prestasi setelah krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1998.
Ia juga melakukan penyederhanaan dan konsolidasi rekening-rekening Bulog yang sebelumnya berjumlah 117 rekening menjadi hanya 9 rekening saja. Selama kepemimpinan Dr. Rizal Ramli di Bulog inilah dilakukan proses restrukturisasi untuk mempersiapkan Bulog menjadi Perusahaan Umum (Perum). Kalau kita mengingat kembali hampir semua Kabulog selama menjabat pasti masuk penjara karena hampir semua terlibat kasus korupsi, karena Bulog adalah lahan basah dan mudah untuk korupsi. Sepanjang sejarah Bulog hanya 2 orang Kabulog yang tidak masuk penjara salah satunya Dr. Rizal Ramli
Dr. Rizal Ramli diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada bulan Agustus 2000. Beberapa hari setelah diangkat sebagai Menko Perekonomian menggantikan Kwik Kian Gie, Dr. Rizal Ramli lalu mencanangkan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi. Program percepatan pemulihan ekonomi tersebut meliputi :
1. Menciptakan stabilitas di sektor finansial
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat di pedesaan untuk memperkuat stabilitas sosial-politik
3. Memacu pengembangan usaha skala mikro dan usaha kecil menengah (UKM)
4. Meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani
5. Mengutamakan pemulihan ekonomi berlandaskan investasi daripada berlandaskan pinjaman
6. Memacu peningkatan ekspor
7. Menjalankan privatisasi bernilai tambah
8. Melaksanakan desentralisasi ekonomi dengan tetap menjaga keseimbangan fiskal
9. Mengoptimalkan pemanfaatan suberdaya alam, dan
10. Mempercepat restrukturisasi perbankan
Mei 2001, saat mantan dosen Program Magister Manajemen Fakultas Pasca Sarjana UI ini menjabat sebagai Menteri Perekonomian juga membuat terobosan lain dengan mendorong penghapusan cross-ownership dan cross-management antara PT Telkom dan PT Indosat. Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetisi dan mendorong kedua operator telekomunikasi nasional tersebut menjadi full service operators. Lewat terobosannya tersebut, banyak pihak menilai bahwa langkah yang dilakukan Rizal adalah langkah yang tepat sehingga dapat memberikan keuntungan bagi negara.
Rizal Ramli pernah menyelamatkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dari kebangkrutan tanpa menyuntik uang tapi melalui revaluasi asset, sehingga modal yang dari minus 9 Triliun Rupiah melonjak menjadi surplus 119,4 Triliun Rupiah. Ia juga pernah membuat PT. Semen Gresik menjadi satu dari tujuh BUMN yang paling menguntungkan dengan mencatat laba bersih dari 1,3 Triliun Rupiah menjadi 1,8 Triliun Rupiah pada tahun 2007.
Rizal Ramli dikenal sebagai “Sang Penerobos” karena ide-idenya yang tidak konvensional namun tepat sasaran, kepentingan rakyat menjadi dasar keputusannya saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada era pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur.
(Berbagai sumber/*IJN)