Dikisahkan Drs.Zahir Khan,SH,Dipl,TEFL : Hikmat Khan Mantan British Indian (Bagian Kedua Habis)
Jakarta,IJN.CO.ID – Hikmat ditugaskan ke Surabaya tapi bukan dari Inggris melainkani dari laskar-laskar pejuangan kemerdekaan tujuanya untuk melawan pasukan Inggris yang berlabuh di Tanjung Perak untuk membalaskan dendam Inggris atas nama kematian Brigjen Mallaby di Surabaya.
Sekitar 300 tentara BIA asal Pakistan yang berlabuh membelot memihak Arek-Arek Suroboyo ketika teriakan Allahu Akbar yang di pimpin oleh Bung Tomo,mereka kesulitan untuk bergabung dengan Ulama dan Santri yang memenuhi resolusi jihad Hadratus Syeik KH Hasyim Asy’Ari melalui kontak dengan Hikmat Khan mereka dengan mudah dapat di terima warga Surabaya,pimpinan mereka”Mayor Ziaul Haq (kelak menjadi Presiden Pakistan ke 6) lebih memilih kembali ke Pakistan dan selamanya dicap sebagai penghianat Inggris dari pada harus memerangi sesama muslim.
Membelot(disersi) di medan pertempuran menurut hukum militer dimanapun ancamannya adalah hukuman mati oleh mahkamah militer,bisa-bisa mati konyol di daerah sasaran oleh pasukan kawan”Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin,sekarang BIN) ZA Maulani mengatakan keputusan untuk meninggalkan satuan lama dan bergabung dengan “musuh”hanya mungkin terjadi bila ada pendorong yang sangat dahsyat di luar rationale.
“Semangat jihat Fisabililah membela agama dan saudara seiman setelah terpana mendengar Allahu Akbar..Allahu Akbar”ketika berkonfrontasi dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia di garis fron pertempuran”ungkapnya saat memberikan prolog pada buku yang ditulis Zahir khan tahun 2004”Peranan Pakistan di Masa revolusi Kemerdekaan Indonesia.
Hikmat Khan Mantan British Indian ARMI
Dikisahkan oleh: Drs.Zahir Khan,SH,Dipl,TEFL
(Bagian Kedua)
Menurut Maulani 600 Muslim yang membelot dari inggris adalah generasi mujahidin Islam pertama dalam catatan sejarah militer moderen yang bertempur di Negeri asing tidak dalam kapasitas sebagai MERCENARY(serdadu bayaran,legium asing) sebagai sukarelawan berdasarkan data intelijen jumlah mujahid asal Pakistan tidak kurang dari 600 personil,
Berakhirnya perang Kemerdekaan jumlah mereka 75 orang 30 kembali ke Pakistan thn 1950 sisanya menetap di Indonesia sampai akhir hayat termasuk Hikmat khan tutup usia sabtu 29 april 1989 di Asembagus usia 103 thn.Dr Zahir khan SH.Dipl.TEFL adalah putera dari Hikmat khan lahir di Asembagus Situbondo jawa Timur 31 Januari 1941 menikah dengan istri bernama Sukinah di karunia 2 orang anak Shir in dan Adam Zahir.
PENGANUGRAHAN BINTANG RI “ADI PURNA~UNTUK ALI JINAH
Dubes RI untuk Pakistan Dodi Sutanto atas nama Pemerintah RI menyampaikan Tanda Kehormatan Bintang RI Adipurna bagi pendiri Negara Pakistan(ALm Muhammad Ali Jinah)
Menurut siaran Pers KBRI di Islamabad yang di diterima, Kantor Berita Antara, Rabu pekan lalu.Bintang kehormatan itu disematkan kepada Sekjen Kementerian Luar Negri Pakistan Najumudin A.Shaikh mewakili(Alm Muhammad Ali JInah) pada suatu upacara yang berlangsung di Islamabad.
Bintang RI kelas satu itu di anugrahkan kepada almarhum Muhammad Ali Jinnah karena jasa-jasanya yang luar biasa terhadap Negara dan bangsa Indonesia khususnya dalam memberikan dukungan diplomatik saat masa krisis setelah Proklamasi Kemerdekaan RI.
Dubes RI pada kesempatan itu mengungkap beberapa jasa Quaid-e-Azam Ali jinnah kepada Bangsa Indonesia di antaranya ketika ia mengimbau seluruh penduduk muslim di anak Benua India agar menyambut imbauan pemimpin Indonesia dengan mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.memenuhi imbauan ratusan tentara Pakistan yang tergabung dalam British Indian Army membelot dan bergabung dengan TNI untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagian mereka gugur sebagai syuhada.
Dubes Dodi Sutanto juga mengutip tulisan sejarahwan Pakistan tentang aksi Ali Jinnah yang mengeluarkan perintah menahan sejumlah pesawat asing di Karachi.Pesawat itu bermuatan senjata yang akan di bawa
ke Jakarta pada akhir Agustus 1947 persenjataan ini untuk mendukung kegiatan agresi “Police Action” (solihin)