Delapan Kuwu Bantah Trafficking di Bongas Paling Tinggi
INDRAMAYU,IJN.CO.ID – Rendahnya pemahaman kesehatan reproduksi remaja dan perilaku seksual yang tidak aman di kalangan remaja, serta masih banyaknya pernikahan dan kehamilan atau perceraian di usia dini dapat mendorong terjadinya trafficking. Di Kabupaten Indramayu, angka trafficking tergolong cukup tinggi hal itu memang tidak bisa dipungkiri.
Berdasarkan data Yayasan Kusuma Buana Jakarta, Kecamatan Bongas berada diurutan teratas. Banyak wanita belia dari wilayah tersebut menjadi korban perdagangan manusia. Untuk menekan angka trafficking, khususnya di Kecamatan Bongas, Yayasan Kusuma Buana memberikan konsuling dan sosialisasi dengan menggandeng stake holder.
Program Manager Yayasan Kusuma Buana, Siti Mumpuning Dyah mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan yayasannya, terjadinya trafficking lebih disebabkan akibat dari ketiga faktor tersebut, yaitu rendahnya pemahaman kesehatan reproduksi remaja dan perilaku seksual yang tidak aman dikalangan remaja, serta masih banyaknya pernikahan dan kehamilan atau perceraian di usia dini.
“Sosialisasi trafficking sudah sering kita lakukan, bahkan kami membuka konseling di tempat lokasi dimana terdapat perempuan asal Indramayu yang ada di Jakarta, seperti di wilayah Mangga Besar. Sekarang kita melakukan sosialisasi tentang kualitas kesehatan reproduksi (kespro), salah satunya di Kecamatan Bongas ini,” ujar Siti, kepada INTIJAYA, di Aula Kantor Kecamatan Bongas pekan lalu, namun memang belum sepenuhnya dirasakan dan menyentuh ke beberapa lapisan masyarakat terutama di lingkungan pendidikan baik SMP maupun SMA dan sederajat di Kecamatan Bongas.
Menurut dia, wilayah Kecamatan Bongas paling tinggi trafficking-nya dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Indramayu. Untuk kecamatan tersebut, pihaknya concern memberikan sosialisasi dan penyuluhan tentang trafficking.
“Bahkan di Kecamatan Bongas ini sudah ada perwakilan kami yang akan membantu menangani permasalahan ini. Upaya yang kami lakukan, menekan angka trafficking. Kami juga melibatkan atau bekerjasama dengan pemerintahan setempat dan puskesmas sebagai stake holder kami,” jelasnya.
Berbeda dengan keterangan sekretaris Kecamatan Bongas Haryono, SH dengan nada tinggi mengatakan “keterangan Siti Mumpuning Dyah dari yayasan kusuma buana Jakarta tidak didukung data yang valid, kami dari pemerintah kecamatan Bongas menginginkan data tersebut digelar bersama-sama jangan terkesan tertutup. Padahal angka trafficking diwilayah kami sudah banyak menurun dibandingkan dengan kecamatan tetangga, pasalnya para wanita sekarang sudah tidak meminati lagi bekerja sebagai pramunikmat beralih profesi menjadi TKW dan bekerja secara halal,” tegas dia
Ditambahkan Haryono, SH dengan perwakilan Yayasan Kusuma Buana yang ada di Bongas seharusnya menjadi parameter atau kepanjangan tangan bukan malah menambah kisruh persoalan trafficking di kecamatan bongas, terbukti belum ada pemetaan dimana sebenarnya kantong-kantong trafficking, kemudian diharapkan kerja sama antara kusuma buana bongas terjalin dengan kami pemerintah kecamatan Bongas. Kemudian tidak bisa dihindari angka drop out di SD atau SMP masih cukup tinggi itu merupakan tanggungjawab bersama yang didalamnya kusuma buana bongas, imbuhnya.
Sementara itu Camat Bongas, H M Iskak Iskandar SSos MSi berharap, angka trafficking di Kecamatan Bongas nantinya bisa menurun. Kepada peserta sosialisasi yang merupakan stake holder Yayasan Kusuma Buana, kemudian bisa membantu memberikan pemahaman tentang trafficking dan faktor penyebabnya jangan sampai terkesan seperti obor beralak. (M GHOZALI /MS)