Daya Pikat Indonesia Untuk Wisatawan Asing di Vakantiebeurs 2016
UTRECHT,IJN.CO.ID – Indonesia bersiap untuk memikat lebih banyak wisatawan asing mulai tahun 2016 ini. Mengambil bagian dalam salah satu pameran yang diakui di pasar Eropa, terutama di Belanda, Indonesia hadir kembali di Jaarbeurs Exhibition Convention Centre Hall 4.
Event bursa wisata ini berlangsung 12-17 Januari 2016. Kementerian Pariwisata menggandeng 16 pelaku pariwisata di seluruh Indonesia untuk memberikan atraksi yang menakjubkan kepada pengunjung.
Sebanyak 12 operator travel agent, 3 hotel, 1 Destination Management Organization dan maskapai kebanggaan nasional, Garuda Indonesia, akan mempromosikan Wonderful Indonesia yang diiringi dengan serangkaian pertunjukan budaya dan cita rasa kopi asli Indonesia.
Kami memiliki rencana besar untuk industri pariwisata Indonesia, “kata Nia Niscaya, Direktur Promosi Pariwisata untuk Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. “Selama tahun ini, sektor pariwisata kami diharapkan dapat menarik 12 juta pengunjung mancanegara, dan membawa lebih dari US $ 12,7 miliar pendapatan bagi negara. Dan kami menargetkan untuk meningkatkan pengunjung untuk menjadi 20 juta pada tahun 2019,”tambahnya.
Wonderful Indonesia mengeksplorasi lebih lanjut sebagai tagline untuk mengekspos keindahan alam Indonesia, seni yang unik dan beragam hasil kerajinan, musik, berbagai khazanah kuliner, tujuan perjalanan, dan yang paling penting sebagai “tuan rumah” yang beragam namun sangat ramah menerima tamunya.
Kementerian Pariwisata mengantisipasi pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, dari 9,5 juta pada tahun 2014, menjadi 20 juta pengunjung lima tahun dari sekarang. Untuk mempercepat pencapaian tujuan ambisius ini, Indonesia baru-baru ini membebaskan persyaratan visa untuk 90 negara, termasuk Belanda.
Juga, Indonesia baru-baru ini mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 105 tahun 2015 untuk mendukung wisata bahari. Peraturan baru ini tidak jauh dengan proses Clearance Persetujuan Wilayah Indonesia (CAIT). Dengan demikian, diperkirakan bahwa kunjungan kapal pesiar ke Indonesia akan mencapai 5.000 kapal pesiar tahun 2019, dengan kontribusi USD 500 juta.
Terobosan lain yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuannya adalah dengan tidak lagi menerapkan prinsip-prinsip cabotage penuh bagi wisatawan laut. Dengan penarikan ini prinsip cabotage, penumpang dapat memulai dan turun di 5 (lima) pelabuhan di Indonesia, yaitu: Belawan – Medan (Sumatera Utara), Tanjung Priok – Jakarta, Tanjung Perak – Surabaya (Jawa Timur), Benoa – Bali, Soekarno -Hatta, Dan Makassar.
Dengan adanya peraturan baru ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar asing di Indonesia menjadi 1.000 kapal tahun 2019, dengan penerimaan negara sebesar USD 300 juta.
Posisi Indonesia dalam pariwisata internasional semakin lebih mapan. Pada bulan Mei 2015, diumumkan oleh World Economic Forum (WEF) bahwa Indeks Daya Saing Perjalanan dan Pariwisata Indonesia telah berhasil naik 23 anak tangga ke tempat 47 keseluruhan dari posisi sebelumnya di no. 70 dari 141 negara yang dievaluasi.
Pada baru-baru ini “Halal Summit Travel & Exhibition” di Abu Dhabi, Pulau Lombok dan Pulau Bali – berhasil mengalahkan banyak tujuan wisata di seluruh dunia.
Tidak tanggung-tanggung, dimenangkan dua penghargaan sekaligus: Terbaik di Dunia sebagai Tujuan Wisata Halal dan tempat untuk Honeymoon Halal Terbaik Dunia. Seiring dengan Lombok dan Bali, Sofyan Hotel Group Indonesia juga sukses terpilih sebagai Hotel keluarga terbaik di Dunia.
Pulau Bali di Indonesia juga telah dianugerahi sebagai Travel + Leisure yang Terbaik di Dunia Penghargaan 2015 di Asia dan itu adalah Hall of Fame karena telah di daftar selama 10 (sepuluh) tahun berturut-turut!
Selanjutnya, Raja Ampat di Provinsi Papua Barat dan Taman Nasional Komodo di Flores berada di dua teratas Tujuan Snorkeling Terbaik Dunia.
(*/jef)