Published On: Sel, Sep 22nd, 2015

Apakah Nomophobia Berbahaya? (Bagian:Kedua)

Share This
Tags
Efek negatif ponsel pintar  adalah nomophobia (foto:Ist)

Efek negatif ponsel pintar adalah nomophobia (foto:Ist)

IJN.CO.ID – Kebanyakan orang berfikir bahwa ketergantungan terhadap ponsel pintar bukan merupakan sebuah permasalahan yang serius. Berikut ini ada-lah beberapa efek negatif dari nomophobia :
Stres. Penderita nomophobia memiliki kecenderungan terhadap tingkat stres yang tinggi. Tingkat stres ini lah yang kemudian menjadikan tingkat emosional orang tersebut menjadi tidak stabil.
Kurang Fokus. Penderita nomo-phobia akan memiliki keterikatan dengan ponsel yang sangat kuat. Hal ini lah yang menyebabkan pikiran orang tersebut akan selalu fokus dengan ponselnya, meskipun dia sedang melakukan aktifitas lain. Ketidakfokusan ini akan menjadi hal yang fatal manakala orang tersebut sedang melakukan pekerjaan berbahaya seperti menyetir, membawa alat berat, dan sebagainya. Berdasarkan statistik yang terjadi di Amerika, 26% kecelakaan pada lalu lintas disebabkan oleh ketidakfokusan pengendara yang diakibatkan oleh penggunaan ponsel pintar pada saat ber-kendara. Sedangkan 1500 pejalan kaki mengalami cidera yang diakibatkan oleh pengendara yang tidak fokus akibat ponsel pintar.
Anti sosial. Penderita nomophobia menghabiskan lebih banyak waktu dengan membuka jejaring sosial atau bermain di ponsel pintarnya. Mereka akan terjebak dengan kebahagiaan yang mereka dapatkan di dunia maya. Penderita Nomophobia lebih mementingkan interaksi di dunia maya dibanding dengan komunikasi face to face dengan teman di dunia nyata.
Insomnia. Salah satu efek stres akibat nomophobia bisa diekspresikan dalam bentuk gejala insomnia. Rasa tidak mau berpisah dengan ponsel pintar memberi instruksi kepada otak untuk terus menerus memikirkannya sehingga mengusir rasa kantuk. Penderita nomophobia biasanya tidak bisa jauh dari ponselnya ketika tidur.

Pasangan yang sibuk dengan ponselnya masing-masing
Berdasarkan fakta, banyak sekali pasangan yang hubungannya semakin renggang karena satu sama lain memi-lih untuk lebih perhatian kepada ponsel pintarnya dibandingkan dengan pasangannya.

Kiat Menyembuhkan Nomophobia
Banyak artikel-artikel menarik yang membahas mengenai nomophobia. Berikut ini kami kutip satu artikel mengenai kiat menyembuhkan nomophobia, diantaranya :
1. Matikan ponsel selama Anda tidur di malam hari kurang lebih 6 – 8 jam. Selain berguna untuk mengurangi radiasi teknologi dari sinyal yang menyala, juga menghemat baterai, dan tentu saja melatih Anda untuk tidak kebergantungan dengan ponsel sekalipun selama sedang terlelap.
2. Awali hari bukan dengan membuka ponsel melainkan beraktivitas mempersiapkan kegiatan utama hari itu. Terkadang telah menjadi fenomena umum di masa kini, bangun tidur segera mengecek time line atau notification di media sosial.
3. Saat sarapan, makan siang, dan atau makan malam bersama orang-orang di sekitar Anda; biasakan untuk mematikan terlebih dahulu ponsel Anda. Lagipula, bukankah orang-orang berupa fisik sedang ada di sekeliling Anda; mengapa menyibukkan diri “bergaul” dengan orang-orang di dunia virtual?
4. Orang Indonesia dikenal memiliki ponsel lebih dari satu untuk membedakan antara ponsel untuk kebutuhan pribadi dan pekerjaan. Selama jam kerja, simpanlah terlebih dahulu ponsel untuk keperluan pribadi dengan cara di-silent kemudian simpan di laci meja kerja atau tas kerja Anda.
5. Beruntung jika Anda suka berolahraga, karena itu merupakan waktu yang tepat untuk menyimpan ponsel di tas olahraga. Beberapa orang memang memiliki kebiasaan memotret aktivitas olahraganya menggunakan ponsel. Sesekali, coba Anda kurangi pada aktivitas olahraga saja.
6. Selama memiliki waktu luang, sibukkan diri dengan aktivitas yang tidak berkaitan dengan ponsel. Entah itu membuat prakarya atau kerajinan tangan tertentu atau juga bisa menyibukkan diri berbaur dengan orang-orang yang Anda cintai untuk bersosialisasi.
7. Jika di beberapa kota besar Indonesia memiliki program “Car Free Day”; nampaknya Anda perlu mencoba me-nerapkan “Mobile Phone Free Day”. Tidak harus tiap minggu, cukup satu atau dua bulan sekali saja. (Heri/ bbs)