Kebiasaan Orang Indonesia yang Bikin Perut Buncit

Ilustrasi perut buncit. Foto: Pixabay

Jakarta,IntiJayaNews.com – Bagi yang merasa perutnya buncit, sebaiknya mengetahui bahwa menurut berbagai penelitian kesehatan, lemak yang menumpuk di area perut—terutama lemak viseral—berkaitan erat dengan risiko penyakit serius seperti diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung.

Di Indonesia, tanpa disadari, ada sejumlah kebiasaan sehari-hari yang menjadi penyumbang utama perut buncit. Kebiasaan ini bukan hanya soal pola makan, tetapi juga gaya hidup yang telah mengakar.

  1. Terlalu Sering Konsumsi Gula dan Minuman Manis

Penelitian menunjukkan konsumsi gula berlebih, terutama dari minuman berpemanis, sangat berkontribusi terhadap penumpukan lemak perut. Di Indonesia, teh manis, kopi susu, minuman kemasan, hingga sirup masih menjadi pilihan utama.

Gula cair lebih cepat diserap tubuh dan meningkatkan kadar insulin, yang mendorong tubuh menyimpan lemak—khususnya di area perut.

  1. Pola Makan Tinggi Karbohidrat Olahan

Nasi putih, mie instan, roti putih, dan gorengan merupakan bagian dari pola makan harian banyak orang Indonesia. Karbohidrat olahan ini memiliki indeks glikemik tinggi yang memicu lonjakan gula darah dan mempercepat penyimpanan lemak.

Beberapa studi gizi menyebutkan bahwa konsumsi karbohidrat sederhana berlebih tanpa diimbangi serat memperbesar risiko obesitas sentral atau perut buncit.

  1. Jarang Bergerak dan Terlalu Lama Duduk

Gaya hidup sedentari menjadi masalah besar, terutama di perkotaan. Duduk berjam-jam di kantor, minim aktivitas fisik, dan kebiasaan langsung rebahan setelah makan membuat pembakaran kalori sangat rendah.

Penelitian kesehatan menunjukkan bahwa lemak perut lebih cepat terbentuk pada individu yang kurang bergerak, meskipun asupan makanannya tidak berlebihan.

  1. Makan Larut Malam

Kebiasaan makan malam terlalu larut atau ngemil tengah malam cukup umum di Indonesia. Padahal, metabolisme tubuh melambat pada malam hari. Kalori yang masuk cenderung disimpan sebagai lemak, bukan dibakar menjadi energi.

Studi tentang ritme sirkadian menyebutkan makan mendekati waktu tidur berkaitan dengan peningkatan lemak perut dan gangguan metabolik.

  1. Kurang Tidur dan Pola Tidur Tidak Teratur

Kurang tidur bukan hanya bikin lelah, tapi juga memicu perut buncit. Penelitian menemukan bahwa kurang tidur mengganggu hormon lapar (ghrelin) dan kenyang (leptin), sehingga seseorang cenderung makan lebih banyak.

Selain itu, kurang tidur meningkatkan hormon kortisol yang berperan dalam penumpukan lemak di area perut.

  1. Konsumsi Makanan Ultra-Proses Berlebihan

Sosis, nugget, makanan kaleng, dan camilan kemasan mengandung lemak trans, gula tersembunyi, serta sodium tinggi. Studi epidemiologi menunjukkan konsumsi makanan ultra-proses berhubungan langsung dengan obesitas abdominal.

Di Indonesia, makanan jenis ini sering dianggap praktis dan murah, sehingga dikonsumsi berulang tanpa disadari dampaknya.

  1. Stres Kronis

Tekanan ekonomi, pekerjaan, dan kehidupan sosial memicu stres berkepanjangan. Banyak orang melampiaskan stres dengan makan berlebihan, terutama makanan manis dan berlemak.

Penelitian kesehatan mental dan metabolik menyebutkan stres kronis meningkatkan hormon kortisol yang mempercepat penyimpanan lemak di perut.

Perut buncit bukan datang tiba-tiba—ia dibentuk oleh kebiasaan yang dilakukan setiap hari.(GarudaTV)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *