Khotbah HUT RI Ke-80 di GPIB Bukit Moria:Kereeenn! Pendeta Meinita Wungo Damping Kutip 2 Tokoh Dunia

Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Bukit Moria, Pendeta Meinita Wungo Damping/ Foto: Steven Siswanto

Jakarta,IntiJayaNews.com – Upacara bendera memperingati HUT RI ke 80, dilaksanakan gereja GPIB Bukit Moria Tebet Jakarta Selatan, Minggu (17/8/2025).

Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta pembacaan teks Pancasila dan lagu-lagu daerah berlangsung di dalam gedung gereja GPIB Bukit Moria.

Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Bukit Moria, Pendeta Meinita Wungo Damping dalam khotbahnya mengutip tokoh India Mahatma Gandhi, ” Freedom is not something that is given, but something that is owner and fought for every day”

“Kebebasan/kemerdekaan bukanlah sesuatu yang diberikan karena diperjuangkan, namun tetap terus dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Meinita Wungo Damping dihadapan 500 lebih jemaat yang hadir beribadah yang disiarkan langsung melalui YouTube.

Selain itu, Meinita juga mengutip tokoh kebebasan Afrika Selatan, Nelson Mandela:”There is no easy way to achieve freedom anywhere.Many of us have to pass through the vallet of shadow of death over and over again before reaching the summit of our dream”

“Tak ada jalan yang mudah untuk mencapai kemerdekaan dimanapun.Banyak dari kita berkali-kali harus melewati lembah dengan bayangan kematian, sebelum mencapai mimpi kita atau cita-cita kita,” ujar Meinita.

Pendeta Meinita juga mengupas kemerdekaan/kebebasan dari Alkitab dari Ester pasal 3 ayat 1-6, dimana umat Yahudi dibawah kekuasaan kerajaan Babel. Dipimpin Perdana Menteri Haman yang diberi ke kuasaan penuh oleh Raja Ahasweros, umat Yahudi diharuskan sujud/menyembah dihadapannya.

Dikatakan, ada seorang Yahudi yang menolak bernama Mordekhai yang rela mati demi Allah yang disembahnya, daripada harus menyembah Haman.”Kita belajar dari teladan Mordekhai agar merasakan kemerdekaan sejati.Berani mengambil resiko dari kejujurannya.”

Jemaat juga diingatkan agar hati-hati bila mendapat jabatan atau kedudukan yang tinggi, jangan sampai hati terbelenggu, ingin selalu dipuji, didengar, pengakuan, dan dihormati. Hati dan pikiran terbelenggu.Keliatannya kita diatas namun sebenarnya sedang terpuruk karena kejahatan di hati dan pikiran kita (seperti Haman).

“Mari kita sungguh-sungguh kerjakan keselamatan anugrah yang sudah diberikan Allah, yakni kemerdekaan sejati dalam Kristus. Kemerdekaan semua dikerjakan Tuhan Yesus dikayu salib,” tegas Meinita.

Semarak Kemerdekaan HUT RI ke-80 di GPIB Bukit Moria Tebet Jakarta, dengan thema Merayakan Kasih Allah Dalam Budaya dan Teknologi, dimeriahkan dengan berbagai lomba dan drama.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *