5 Menteri Terbaik Versi Lembaga Survei Jakarta
JAKARTA, IJN.CO.ID – Tingkat kepuasan publik terhadap Pemerintahan Jokowi-JK secara umum menunjukkan kecenderungan yang menurun. Tetapi sejumlah menteri masih memberikan harapan yang positif kepada publik. Mereka kelima menteri yang bekinerja baik dari pandangan publik diantaranya Susi Pudjiastuti, Anies Baswedan, Rizal Ramli, Khofifah dan Yuddy Chrisnandi.
Bahkan dari survei terbaru dari Lembaga Survei Jakarta (LSJ) yang dilaksanakan tanggal 27 sampai 31 Oktober 2015, yang dilakukan di seluruh Indonesia diantaranya Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makasar, Manado, Ambon, Jayapura, Medan, Palembang, Padang, Pontianak, dan Balikpapan, dengan simpangan kesalahan kurang lebih 3,4% dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 %.
Bahkan survei tersebut juga dilengkapi dengan studi kualitatif berdasarkan analisis media dan studi kuantitatif berdasarkan sumber-sumber sekunder. Namun survei yang dibiayai oleh Yayasan Survei Jakarta ini tidak dimaksudkan untuk merepresentasikan pendapat seluruh masyarakat Indonesia.
Ikhsan Rosidi Peneliti LSJ, saat konfrensi perss di sekitar SCBD, Kamis, (5/11/2015), mengatakan, “Saat LSJ meminta kepada responden untuk menyebutkan 5 menteri yang kunerjanya cukup baik, Ibu Susi Pudjiastuti menempati rangking pertama dengan jumlah 65,3%.
Untuk posisi kedua ditempati oleh Anies Baswedan, sejumlah 42,5%, dan disusul oleh Rizal Ramli (40,1%), Khofifah Indar Parawansa (39,6%) dan menteri PAN RB, Yuddy Chrisnandi (36,9%).”
Bahkan secara jelas LSJ merincikan siapa-siapa menteri yang kinerjanya baik, dari kelima menteri tersebut, yakni,
Susi, penampilan Susi sangat khas tetapi Susi mampu menarik perhatian masyarakat. Ia rajin berkomunikasi pada media pada awalnya dengan bahasanya mudah, dan dapat dipahami, membuat kebijakan yg memihak pemerintahan.
Anies Baswedan, Ganteng bahkan saya sering ketemu didaerah dan dia mau ke tingkat yang paling bawah seperti PAUD, TK, hampir dia tidak pernah memiliki pandangan miring.
Rizal Ramli, walaupun baru dia bisa memikat perhatian publik karena keberaniannya dalam hal kritik. Kritik tersebut bisa mewakili rakyat seperti masalah token listrik.
Chofifah, dia relatif tidk tersandera kepentingan politik, pimpinan sebuah ormas islam yang memiliki jutaan anggota.
Yuddy Chrisnandi menteri yang paling konsisten menerjemahkan Nawacita dalam program-program kementerian, pernah bosen melakukan sosialisasi tentang revolusi mental, menteri yang paling rajin melakukan blusukan ke berbagai instansi pemerintah hampir 500 kali di seluruh tanah air dalam satu tahun, berani membuat kebijakan yang strategis, produktif dan sekaligus populis, Tingkat kepuasan terhadap birokrasi pelayanan publik membaik dalam 1 tahun terakhir.
“Secara obyektif mengambil kebijakan itu bagus. Jadi dalam pelayanan publik harus dapat dirasakan dalam masyarakat. Secara obyektif Kebijakan-Kebijakan jilid 1- 6 bagus karena pemerintah juga nenyadari itu untuk jangka panjang. Sedangkan untuk masalah moneter sebetulnya pemerintah hampir-hampir tidak punya kuasa karena yang berkuasa adalah Bank Indonesia, sehingga kebijakan-kebijakan itu harus diimbangi dengan kebijakan fiskal. Karena BI bukan bagian dari pemerintah tetapi independen,” pungkasnya. (fidel)